“Kerja non stop, makan
sembarangan, kesehatan dilupakan..
Hasil kerja sebulan habis Cuma untuk
dipake berobat huh..
Sumpah ini ga keren bgt
pemirsaa..
Pliss jaga kesehatan ya semua,
jangan lalai ya..
Sehat itu mahal, beneran…”
Ini merupakan sebuah caption yang
saya ambil dari status sebuah social media, yang sibuk dengan kerjaannya tapi
lupa menjaga kesehatan. Dan si kawan ini akhirnya harus beristirahat di sebuah
rumah sakit..
Siapa yang mau sakit ??? tentu
semua tidak mau.. tapi, 1 detik, 1 menit ke depan kita gak tau apa yang
terjadi.. semua berharap baik-baik saja. Aaminn..
Melihat caption diatas, ada
kata-kata “sehat itu mahal”.. hasil kerja sebulan hanya untuk semalam untuk
biaya berobat..
Bisa dipetik hikmah dari kejadian
diatas, perlu adanya antisipasi atau semacam proteksi sehingga ketika terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan diatas terutama dari segi pembiayaan pengobatan
tidak memberatkan orang-orang terdekat kita yaitu dengan asuransi.
Ada apa dengan “Asuransi “ ?
Hasil dari survey OJK di tahun 2016 bahwa tingkat utilisasi atau
penggunaan produk asuransi di Indonesia baru 11.8% atau baru 29.5 juta penduduk
dari total 250 juta penduduk, masih jauh dari target OJK di tahun 2020 sebesar
75%.
Mendengar kata “asuransi” saja,
masyakarat di Indonesia boleh dibilang masih alergi dengan produk keuangan
tersebut dan terkesan negative dengan asuransi.
Image di masyarakat masih memandang memiliki produk asuransi sama dengan
membuang uang setiap bulan secara sia-sia.
Asuransi itu merupakan proteksi
diri terhadap ketidakpastian dari kemungkinan-kemungkinan yang bisa
terjadi seperti sakit tadi.
Ada beberapa hal yang menjadi
produk asuransi ini masih belum popular di Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Kalau
dulu, masyarakat masih punya mindset bahwa asuransi hanya untuk jaga-jaga aja
kalau terjadi sesuatu hal dengan membayar premi setiap bulan dan kalau tidak
terjadi apa-apa dengan si pengguna produk asuransi tdi, maka dia gak dapat
apa-apa dari pihak asuransi.
3
3. Budaya
masyakarat kita “short term thinking”,
yang masih memandang bahwa kalau membeli sesuatu itu kalau benefitnya jangka
panjang masih menjadi hal yang belum penting dan belum menjadi kebutuhan
sehingga pembeliannya “besok besok sajalah”.
Di era sekarang, fungsi asuransi
semakin berkembang diantaranya :
1. Untuk
jaga-jaga
Keberadaan asuransi
awalnya ya untuk berjaga-jaga tadi. Ketika sakit, biayanya ditanggung pihak
asuransi tapi ketika baik-baik saja, si pemilik asuransi tidak mendapatkan
apa-apa hanya setiap bulan mengeluarkan uang untuk membayar premi.
2 2. Untuk
investasi
Unit link,
merupakan asuransi rasa investasi. Dengan
memiliki produk asuransi ini, orang tersebut tidak hanya mendapatkan proteksi
diri tetapi juga premi yang dibayarkan akan dikembalikan pada jangka waktu
tertentu. Produk ini bisa didapatkan di lembaga-lembaga keuangan dengan nama
yang berbeda-beda, ada Prudential, ada Davestera,
dll
“Dengan membayar
premi selama 5 tahun saja, tetapi diendapkan sampai 10 tahun atau 15 tahun. Uang
anda akan berkembang tanpa menghilangkan proteksi diri anda” iklan salah satu
produk asuransi dari Bank terkemuka di Indonesia.
Inklusi Keuangan
Inklusi keuangan ini merupakan
program dari OJK sebagai sebagai regulator keuangan untuk menjadi masyarkat
menjadi melek secara financial atau dengan kata lain “menjangkau yang belum
terjangkau” dengan bantuan seorang agen yaitu agen LAKU PANDAI (Layanan Keuangan
tanpa Kantor dalam rangka keuangan inklusif)
Ternyata masih banyak masyarakat
yang belum mengenal atau mendapatkan pelayanan Bank. Hal ini disebebabkan hal
berikut :
1. Mindset
masyarakat yang memandang bahwa berhubungan dengan Bank itu ribet atau sulit.
2. Jarak
suatu wilayah yang jauh dimana layanan
Bank itu tidak bisa diakses.
Produk OJK dalam inklusi keuangan
ini diantaranya :
1. Simpanan
Mikro,
Produk ini bisa
ditemukan di beberapa Bank dengan Produk “Tabunganku atau tabungan simple”.
2. Pinjaman
Mikro,
Agen lakupandai
ini akan menjadi referensi bagi masyarakat yang membutuhkan modal tambahan
usaha dengan menghubungan dengan petugas dari bank yang ditunjuk.
3 3. Asuransi
mikro
Asuransi yang
diberikan dengan premi rendah terhadap masyarakat sehingga masyarakat tersebut
juga bisa menikmati fasilitas kesehatan di rumah sakit secara normal.
18 Oktober yang diperingati
sebagai Hari Asuransi Nasional (Insurance Day),
menjadi momen penting bagi kita bahwa “do you
have insurance ? yes, I do”..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar