Jumat, 15 September 2017

Sedia Payung (Asuransi), Sebelum Turun Hujan (Air mata)




“Kerja non stop, makan sembarangan, kesehatan dilupakan..
Hasil kerja sebulan habis Cuma untuk dipake berobat huh..
Sumpah ini ga keren bgt pemirsaa..
Pliss jaga kesehatan ya semua, jangan lalai ya..
Sehat itu mahal, beneran…”

Ini merupakan sebuah caption yang saya ambil dari status sebuah social media, yang sibuk dengan kerjaannya tapi lupa menjaga kesehatan. Dan si kawan ini akhirnya harus beristirahat di sebuah rumah sakit..

Siapa yang mau sakit ??? tentu semua tidak mau.. tapi, 1 detik, 1 menit ke depan kita gak tau apa yang terjadi.. semua berharap baik-baik saja.  Aaminn..
Melihat caption diatas, ada kata-kata “sehat itu mahal”.. hasil kerja sebulan hanya untuk semalam untuk biaya berobat..

Bisa dipetik hikmah dari kejadian diatas, perlu adanya antisipasi atau semacam proteksi sehingga ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan diatas terutama dari segi pembiayaan pengobatan tidak memberatkan orang-orang terdekat kita yaitu dengan asuransi.

Ada apa dengan “Asuransi “ ?

Hasil dari survey  OJK di tahun 2016 bahwa tingkat utilisasi atau penggunaan produk asuransi di Indonesia baru 11.8% atau baru 29.5 juta penduduk dari total 250 juta penduduk, masih jauh dari target OJK di tahun 2020 sebesar 75%.

Mendengar kata “asuransi” saja, masyakarat di Indonesia boleh dibilang masih alergi dengan produk keuangan tersebut dan terkesan negative dengan asuransi.  Image di masyarakat masih memandang memiliki produk asuransi sama dengan membuang uang setiap bulan secara sia-sia.

Asuransi itu merupakan proteksi diri terhadap ketidakpastian dari kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi  seperti sakit tadi.

Ada beberapa hal yang menjadi produk asuransi ini masih belum popular di Indonesia yaitu sebagai berikut :
     1. Kalau dulu, masyarakat masih punya mindset bahwa asuransi hanya untuk jaga-jaga aja kalau terjadi sesuatu hal dengan membayar premi setiap bulan dan kalau tidak terjadi apa-apa dengan si pengguna produk asuransi tdi, maka dia gak dapat apa-apa dari pihak asuransi.

2.  Selain itu, adanya trauma yang pengakuan yang pernah membeli asuaransi, tapi ketika telat membayar maka premi yang sudah dibayarkan akan hangus sehingga proteksi diri yang mereka harapkan akan hilang.
3   
     3. Budaya masyakarat kita “short term thinking”, yang masih memandang bahwa kalau membeli sesuatu itu kalau benefitnya jangka panjang masih menjadi hal yang belum penting dan belum menjadi kebutuhan sehingga pembeliannya “besok besok sajalah”.

Di era sekarang, fungsi asuransi semakin berkembang diantaranya :
        1. Untuk jaga-jaga
Keberadaan asuransi awalnya ya untuk berjaga-jaga tadi. Ketika sakit, biayanya ditanggung pihak asuransi tapi ketika baik-baik saja, si pemilik asuransi tidak mendapatkan apa-apa hanya setiap bulan mengeluarkan uang untuk membayar premi.

2      2. Untuk investasi
Unit link, merupakan asuransi rasa investasi.  Dengan memiliki produk asuransi ini, orang tersebut tidak hanya mendapatkan proteksi diri tetapi juga premi yang dibayarkan akan dikembalikan pada jangka waktu tertentu. Produk ini bisa didapatkan di lembaga-lembaga keuangan dengan nama yang berbeda-beda, ada Prudential, ada Davestera, dll
“Dengan membayar premi selama 5 tahun saja, tetapi diendapkan sampai 10 tahun atau 15 tahun. Uang anda akan berkembang tanpa menghilangkan proteksi diri anda” iklan salah satu produk asuransi dari Bank terkemuka di Indonesia.

Inklusi Keuangan
Inklusi keuangan ini merupakan program dari OJK sebagai sebagai regulator keuangan untuk menjadi masyarkat menjadi melek secara financial atau dengan kata lain “menjangkau yang belum terjangkau” dengan bantuan seorang agen yaitu agen LAKU PANDAI (Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam rangka keuangan inklusif)

Ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengenal atau mendapatkan pelayanan Bank. Hal ini disebebabkan hal berikut :
            1.  Mindset masyarakat yang memandang bahwa berhubungan dengan Bank itu ribet atau sulit.
            2. Jarak suatu wilayah  yang jauh dimana layanan Bank itu tidak bisa diakses.

Produk OJK dalam inklusi keuangan ini diantaranya :
      1. Simpanan Mikro,
Produk ini bisa ditemukan di beberapa Bank dengan Produk “Tabunganku atau tabungan simple”. 

          2. Pinjaman Mikro,
Agen lakupandai ini akan menjadi referensi bagi masyarakat yang membutuhkan modal tambahan usaha dengan menghubungan dengan petugas dari bank yang ditunjuk.

3     3. Asuransi mikro
Asuransi yang diberikan dengan premi rendah terhadap masyarakat sehingga masyarakat tersebut juga bisa menikmati fasilitas kesehatan di rumah sakit secara normal.

18 Oktober yang diperingati sebagai Hari Asuransi Nasional (Insurance Day), menjadi momen penting bagi kita bahwa “do you have insurance ? yes, I do”..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar