Jakarta dan Kemacetan sering sekali menjadi dua kata yang melekat di masyarakat. Jakarta merupakan Provinsi terpadat penduduknya di Indonesia. Menurut data BPS, Kepadatan Penduduknya di tahun 2017 mencapai 15.663 jiwa/Km Persegi. Jumlah penduduk yang cukup padat ini disertai dengan Kepemilikan Kendaraan Bermotor pada pada setiap rumah tangga menjadikan Kemacetan menjadi hal yang sudah biasa.
Kemacetan yang terjadi ini menjadikan transportasi publik menjadi pilihan masyarakat di Jakarta sebagai angkutan ke Kantor atau tempat kerja. Namun, masyarakat harus berdesak - desakan di dalamnya terutama pada saat Jam berangkat dan Pulang kerja. Kondisi seperti ini kerap dimanfaatkan para Pencopet beraksi dengan memanfaatkan lengahnya penumpang.
Tulisan ini merupakan pengalaman nyata pribadi mengalami kecopetan
pada saat menggunakan transportasi umum Kopaja yang terjadi pada tanggal 29 November 2018. Goresan kata demi kata ini sebagai reminder diri agar selalu waspada dan hati - hati dan sebagai pelajaran paling berharga
pada saat naik kendaraan umum.
-----------------------------------------------------||-------------------------------------------------------------------
Cerita
mengenai copet di bus – bus jakarta sudah beberapa kali saya dengar dari
temen-temen kantor dengan beragam modus pencopetan yang dilakukan secara
berkelompok (komplotan). Komplotan ini pun infonya masuk ke dalam bus melalui
titik terpisah sehingga penumpang atau korban tidak curiga. Bahkan Pencopet ini
membawa anak kecil untuk mengelabuhi korbannya. Modus yang kerap terjadi diantaranya
sebagai berikut :
- Ada yang dilakukan dengan memepet korban dari segala sisi lalu mengambil barang – barang yang ada di saku atau di tas korban
- Ada juga dengan cara menjatuhkan sesuatu barang lalu meminta tolong korban untuk mengambilnya. Nah, pada saat korban menolong, Para pencopet beraksi mengambil barang dari saku atau tas korban.
- Ada juga yang menggunakan silet untuk mengambil barang melalui tas kita dari belakang
- Ada juga yang menawarkan jasa pijat refleksi dan pada saat lengah, temannya beraksi mengambil barang berharga dari saku atau tas kita
- Ada yang mendekati penumpang yang sedang tertidur dan mengambil barang berharga dari saku atau kantong
- Ada juga yang membawa tas di depan dan duduk disamping penumpang. Pada saat perjalanan, tangan pencopet mulai membuka isi tas untuk mengambil barang berharga dari Korban tersebut.
- Ada juga yang mengajak ngobrol akrab. Bahkan informasinya salah satu pelakunya Ibu dengan anak kecil. Pada saat mengobrol, boneka anaknya dijatuhkan. Nah, tanpa kita sadari temannya yang beraksi mengambil barang dari tas kita.
Sehabis
maghrib sembari menikmati keceriaan obrolan sehabis menikmati snack dengan
temen kantorku sambil menunggu hujan reda. Tepat Pukul 07 malam, aku pun balik dari kantor menuju kosan di daerah Kalibata City. Seperti biasa, Bus berwarna hijau putih Kopaja
ini pun sudah menunggu di depan gedung kantorku. The next to Stasiun
Sudirman. “Stasiun Sudirman…. Stasiun Sudirman…Stasiun Sudirman..” Teriak sang
Kernet Bus kepada Orang – orang yang sedang menunggu angkutan.
Hari sudah
malam dan tanpa pikir panjang, aku pun masuk ke dalam Bus dan memilih tempat
duduk bagian tengah Bus tepat di sebelah kanan dari Pintu masuk depan. Kursi
yang saya dudukin pun kosong.
Tanpa waspada
sedikitpun kepada Pencopet, saya pun mengambil Handphone Samsung KW dari dalam tas dan melihat isi sosial media sejenak. Mungkin
ini menjadi awal Pencopet menjadikan saya sebagai target realisasi Copetnya.
Setelah melihat isi Sosmed, handphone pun saya masukkan ke dalam Saku celana.
Nah, entah kenapa yang biasanya handphone saya masukkan ke dalam tas. Kali ini
saya masukkan ke dalam Saku celana.
Selama
perjalanan menuju Stasiun Sudirman, Cuaca yang sejuk diiringi alunan lagu dari
pengamen “Fourtwnty
dengan judul Zona Nyaman" menambah santai perjalanan. Akhirnya, Bus pun berhenti di Stasiun Sudirman, saya pun keluar dari kursi Bus
dengan kondisi berdesak-desakan.
Disinilah
perlu kewaspadaan yang cukup ketat. Namun, Pada saat mengantri keluar Bus. Seorang
laki – laki dengan usia sekitar 50 tahun
memotong antrian keluar dan bahunya menyenggol Bahu saya. Pandangan saya
sedikit menoleh ke Kanan, namun tidak begitu jelas wajah Bapak- bapak tadi
karena kondisi di Bus tanpa cahaya. Kemudian punggung saya ditepuk dari
belakang. Saya berjalan keluar Bus tanpa peduli siapa yang menepuk punggung.
Pada saat berada di Stasiun Sudirman, saya periksa tas ransel dan Oh My God, Handphone saya pun raib tanpa berbekas. Saya masih
bingung dan nggak percaya dengan kejadian yang barusan terjadi. Berulang kali
tas saya bongkar untuk memastikan bahwa handphone tersebut masih ada di dalam
tas. Badan terasa lemas dan menyesal kenapa tidak waspada dan menunda untuk
tidak menggunakan handphone pada saat di dalam angkutan umum tadi.
Sungguh lihai sekali
tangan para pencopet ini. Saya sama sekali tidak merasakan handphone diambil
dari saku celana. Masih terbayang kejadian yang baru saja terjadi, tapi the show must go on. Seketika muncul kekhawatiran
bahwa nomor handphone saya dapat disalahgunakan oleh para pencopet.
Sebagai antisipasi, pada saat di Stasiun, saya minta
bantuan dari seorang pria yang sedang menunggu kereta menuju Bogor untuk menghubungi
nomor handphone saya apakah masih aktif atau tidak, dan nomor handphone tersebut ternyata sudah
tidak aktif lagi. Saya hubungi ke keluarga untuk memberitahukan bahwa saya baru
kecopetan dan waspada jika ada kontak saya yang menghubungi, dan meminta
sejumlah uang untuk ditransfer.
Sambil menunggu kereta, saya dan pria ini ngobrol. Hasil obrolan kami bahwa ybs baru kecopetan sekitar sebulan yang lalu pada saat menunggu kereta di Stasiun Sudirman ini. Ybs menceritakan awalnya ada seorang
laki-laki dengan mengenakan pakaian kantor yang rapi. Tanpa curiga dan waspada
sedikitpun, pria yang menjadi korban kecopetan ini kemudian asik mendengarkan
lagu dari handphonenya. Begitu kereta tujuan Bogor tiba, Ybs pun masuk ke dalam kereta dengan kondisi berdesak-desakan. Begitu masuk ke dalam kereta, Kok suara musik dari handphone ybs hilang. Lalu Ybs memeriksa saku
celananya.. Handphone pun raib dengan cepat. Dan laki – laki yang tadi mengajak
ngobrol, tidak kelihatan lagi di dalam gerbong kereta yang sama.
Besoknya saya
izin ke atasan untuk mengurus nomor handphone ke Gerai Telkomsel yang berada di
Plaza Semanggi. Kantor telkomsel ini pun mulai beroperasional mulai pukul 11.00
WIB, Kartu pun sudah aktif kembali.
Kejadian ini
menjadi sebuah pelajaran penting agar lebih hati – hati dan waspada lagi pada
saat berada di kendaraan umum. Untuk itu, Hal ini dapat menjadi perhatian sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi kecopetan bagi diri kita dengan langkah berikut :
- Usahakan untuk tidak mengeluarkan handphone atau barang berharga lain pada saat berada di dalam kendaraan umum. Hal ini untuk menghindari diri kita menjadi target incaran dari Para Pencopet.
- Jangan lupa posisi tas di depan dada kita dan pastikan posisi resleting di depan kita sehingga pada saat pencopet akan membuka tas di depan kita dapat segera dicegah.
- Pada saat di Kendaraan umum, berhati – hati dengan para penumpang yang menjatuhkan sesuatu dan minta tolong. Hal ini ditakutkan menjadi salah satu cara pencopet untuk mengambil barang berharga dari saku celana atau tas.
- Jika pada saat berada di kendaraan umum, terdapat indikasi mencurigakan adanya pencopet maka segera turun dari Bus untuk menghindari kecopetan terjadi pada kita sendiri.
- Endingnya, berdoa kepada Sang Pencipta agar kita diberi keselamatan dan perlindungan dari tindak kejahatan dan Mendoakan semoga Para Pencopet segera masuk surga.
Semoga
Bermanfaat..
sangat bermanfaat sekali buat kita supaya lebih waspada dan berhati-hati jika berpergian atau berada dikendaraan umum, trmksh..
BalasHapus