Bitcoin, tentu sebagian besar sudah mendengar dan tidak asing
dengan kata ini. Bitcoin itu merupakan mata uang virtual (cryptocurrency)
yang sangat populer saat ini, bentuknya berupa data yang disebarkan ke seluruh
pengguna Bitcoin dengan menggunakan teknologi kriptografi sebagai keamanannya.
Selain Bitcoin, ada banyak Cryptocurrency yang beredar di seluruh
dunia. Pada Bulan November 2017, tercatat kurang lebih sebanyak 1.300 Cryptocurrency diantaranya Ethereum, Ripple, Litecoin, EOS, Cardano,
Stellar, NEO, IOTA, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Penggunaan Cryptocurrency di Indonesia masih menjadi kontroversi. Ada yang menganggapnya
sebagai salah satu instrumen investasi, ada juga yang melarang penggunaannya
terkait legalitasnya.
Sah – sah saja memiliki pendapat
yang berbeda. Akan tetapi, Bagi yang mempercayai dan meyakini Bitcoin ini sebagai salah satu
instrumen Investasi maka perlu adanya pengetahuan perihal Bitcoin agar tidak
rugi di kemudian hari.
Dengan tawaran dan iming-iming
keuntungan yang berlipat jika membeli salah satu produk Cryptocurrency tersebut. Jangan sampai investasi kita bukannya
memberi untung akan tetapi menjadi buntung.
Cerita dari Pengalaman pribadi Seorang
Teman, sebut saja namanya Fulan. Awalnya ybs ditawarkan sebuah investasi berupa
sebuah cryptocurrency oleh eks rekan
kerjanya. Melalui sebuah pesan singkat di sosial media, dikirimkan beberapa
halaman yang berisi tentang prospectus sebuah cryptocurrency yang ditawarkan. Setelah beberapa hari kemudian,
disepakatilah janji untuk ketemuan di sebuah kafe Kawasan Blok M.
Lalu Pertemuan antar sang marketter (eks rekan kerjanya) dengan Si
Fulan melalui obrolan akan pentingnya sebuah investasi Crytpocurrency ini. Dengan panjang lebar, dijelaskannya prospek
yang bagus dan sebagainya. Hal yang menarik dan menggiurkan itu adalah Jika
kita dapat mengajak orang lain untuk berinvestasi di Cryptocurrency ini, maka kita akan mendapat insentif.
Penjelasan dari marketter kepada
Si fulan tadi dengan begitu menggebu – gebu agar bisa menginvestasikan uang
membeli cryptocurrency tersebut
dengan ilustrasi singkat seperti berikut :
Ø
ABDCoin melakukan Penawaran Awal (Pre-Sale &
ICO (Initial Coin Offering)) ke market pada April sd. Juni 2018. Pada
kesempatan ini Anda bisa mendapatkan harga ditingkat yg sangat murah dan
terjangkau
Ø
Sebelum masuk masa ICO (Mei sd. Juni 2018),
Developer melakukan Pre-Sale atau Pra-Penjualan selama April 2018, sebanyak
500.00 koin, dengan harga Perkoin $ 0.8 atau sama dengan Rp. 12.000,- perkoin.
[SOLDOUT].
Ø
Selepas Masa Pre-Sale, maka saat ini sudah masuk
Masa ICO (Mei sd. Juni 2018) dengan Total Supply ICO sebanyak 2.000.000 koin,
yang akan dimulai dari harga $ 1.1 atau Rp. 16.500/koin dan setiap round
(terdistribusi 200.000), maka harga akan naik sesuai rule berikut :
– Round 01
(200.000) = $ 1.1 (16.500/koin)
– Round 02
(200.000) = $ 1.2 (18.000/koin)
– Round 03
(200.000) = $ 1.3 (19.500/koin)
– Round 04
(200.000) = $ 1.4 (21.000/koin)
– Round 05
(200.000) = $ 1.5 (22.500/koin)
– Round 06
(200.000) = $ 1.6 (24.000/koin)
– Round 07
(200.000) = $ 1.7 (25.500/koin)
– Round 08
(200.000) = $ 1.8 (27.000/koin)
– Round 09
(200.000) = $ 1.9 (28.500/koin)
– Round 10 (200.000)
= $ 2.0 (30.000/koin)
Sehabis pertemuan itu, Sang
marketter terus memprospek SI Fulan ini dan akhirnya dengan rasa tidak enakan
karena eks rekan kerjanya, Si Fulan tersebut membeli sebanyak 100 coin dengan
harga per coin sebesar $ 0.8 sehingga total yang ditransfer yaitu Rp
1.200.000,-..
Tentu, dengan uang yang telah
diinvestasikan, diharapkan ada keuntungan yang semakin bertambah. Hampir setiap
hari, Si Fulan melihat perkembangan cryptocurrency
tersebut. Dengan rasa gembira, harganya naik secara perlahan – lahan dan
terakhir kenaikan harganya mencapai $ 1.6 per coinnya di Bulan September 2018.
Di Saat yang bersamaan, Si Fulan
membutuhkan uang untuk membayar cicilan Rumahnya. Ditanyalah ke temannya selaku
Marketter terkait prosedur pencairannya.
Ternyata, Untuk melakukan penarikan (withdrawal) dan melakukan penjualan cukup
rumit, tidak semudah yang disampaikan pada saat menawarakannya. Harus deal
dengan pasar terkait harga yang ditawarkan. Karena butuh cepat, maka SI Fulan menawarkan
harganya sesuai dengan dibeli $ 0.8 dan ternyata tidak ada juga peminatnya.
Sebulan kemudian saat si Fulan
akan melihat apakah ada yang membeli cryptocurrencynya.
Alamat web Cryptocurrency tersebut
tidak bisa dibuka, begitu dihubungi temannya
tadi. Jawabannya karena server dan jaringannya mengalami kendala. Setelah
beberapa hari, Web tersebut normal kembali dan masih belum laku juga Cryptocurrency tadi.
Kemudian, Bulan November 2018
saat akan membuka alamat web tersebut. Keterangan yang muncul di layar “Unable to Connect” hingga hari ini. Teman
yang menawarkan cryptocurrency malah
tidak bisa dihubungi dan tidak memberikan respon sama sekali. Kesal, Jengkel
dan marah menjadi satu.
Kejadian ini menjadi sebuah
pelajaran penting bahwa untuk melakukan kegiatan investasi itu harus memiliki
keputusan yang matang dan diluar dari rasa tidak enakan. Hal penting adalah
Penipu dalam Investasi itu sangat ahli dalam membujuk (persuasi) orang lain
dengan berbagai trik untuk mempengaruhi calon korbannya. Jangan tertipu dengan
janji manis demi terhindar dari Investasi Bodong dan Pepesan kosong.
Tidak ada salahnya juga untuk
mencoba memilih sebuah cryptocurrency
sebagai instrumen investasi. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan hal – hal
sebagai berikut :
1. Pengetahuan akan investasi Cryptocurrency
“Resiko datang dari ketidaktahuan akan apa yang anda lakukan”-- Warren
Buffett
Quote diatas menunjukkan bahwa
investasi apapun itu akan memiliki resiko yang semakin besar jika kita tidak
memiliki pengetahuan terkait investasi tersebut. High Risk, High Return
berlaku dalam dunia Investasi. Belajar, belajar dan belajar adalah kunci
utamanya.
Dalam melakukan investasi apapun,
perlu dipegang sebuah aturan : jangan pernah berinvestasi pada sesuatu yang
belum anda pahami dengan baik. Untuk itu, bijaklah dalam mengambil sebuah
keputusan apakah dengan bertanya kepada Pakar Keuangan bukan kepada Pemasar
produk investasi atau menunda terlebih dahulu untuk mempelajarinya dan
mempelajari dari buku atau pelatihan yang ada.
2. Nilainya yang sangat Fluktuatif
Pada tahun 2010, harga Bitcoin
itu berkisar di harga Rp 100 sd 1000. Hari ini tanggal 25 Desember 2018 Pukul
16:10 WIB, harganya sudah mencapai Rp 55.049.543,-.. Melihat lonjakan yang
drastis ini, tentu calon pembeli harus berhati – hati sebelum melakukan
pembelian. Berinvestasi di Cryptocurrency
ini harus siap – siap seandainya rugi bahkan kehilangan dana yang
diinvestasikan.
3. Likuiditas
Tidak ada yang bisa memprediksi
apa yang akan terjadi dengan kehidupan seseorang. Kita tidak tahu apa yang akan
terjadi 1 menit ke depan, 1 Jam ke depan, 1 Bulan ke depan bahkan 1 tahun ke
depan. Harapannya tetap baik – baik saja. Bisa saja, Kita membutuhkan uang
secara mendesak untuk membiayai keluarga yang sakit, membeli sebuah handphone
karena kehilangan, Memperbaiki mobil, membiayai anak yang sakit, dsb.
Investasi yang telah ditanamkan
inilah diharapkan dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan tak terduga
tersebut. Tentunya, tingkat likuiditas yang tinggi menjadi pertimbangan penting
sehingga dapat dicairkan kapan saja pada saat dibutuhkan.
4. Jika masih Ragu, Lebih baik Pilih instrumen Investasi yang lain
Di era sekarang ini, kita
dihadapkan pada berbagai pilihan produk investasi baik investasi riil seperti
property, emas dan kebun maupun investasi finansial seperti ORI, Saham,
Deposito dan unitlink. Dalam mengambil sebuah keputusan untuk berinvestasi,
perlu ketetapan hati yang tentunya diperkuat dengan pengetahuan akan produk
yang mau dibeli. Jika masih ada keraguan terhadap produk investasi misalnya Cryptocurrency ini, lebih baik tinggalkan
dan mencari produk lain yang lebih dikenal.
Ingat !!! Berinvestasi memang
beresiko. Akan tetapi, jauh lebih beresiko Jika kita tidak Berinvestasi.
Semoga tulisan ini bermanfaat
bagi semuanya.
Mantap kuotnya pak, "Berinvestasi memang beresiko. Akan tetapi, jauh lebih beresiko Jika kita tidak Berinvestasi"
BalasHapus