Begitu tema seminar motivasi yang
dibawakan oleh Dr. H.C. Ary Ginanjar Agustian selama 2 hari tanggal 15 – 16
Desember 2018. Informasinya di seminar yang diikuti oleh 10.000 orang dan ada
yang dari Malaysia juga. Dengan tiket Silver dari Kantor, Sabtu pagi kami sudah
berangkat menuju Kalibata City menuju ICE BSD.
Training yang dibawakan oleh Ary
Ginanjar terkenal dengna ESQ atau Emotional Spiritual Quotient. Apa itu
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) ??? ESQ merupakan Gabungan Kecerdasan
Emosional dan Spiritual. Umumnya di masyarakat kita, kecerdasan itu hanya sebatas pada Kecerdasan
IQ. Ini yang menyebabkan Banyak orang cerdas secara pemikiran dan akademis.
Akan tetapi, banyak terjadi penyimpangan sosial. Kita bisa lita fenomena korupsi
dilakukan oleh Orang – orang cerdas. Apa yang kurang ? Pendidikannya bagus,
Kaya. Apa yang salah ? Nah, di Training
ini, kita diajarkan perlunya kecerdasan emosional dan spiritual.
Dengan gestur dan intonasi yang
meledak – ledak, Seorang Ary Ginanjar membawakan materi diisi musik yang membuat
para audiens bersemangat. Pertanyaan sederhana di awal yang ditanyakan kepada
audiens “ Why Are You Here ?”
Sebuah pertanyaan awal yang
menjadi riuh seluruh audiens. Ada yang menjawab “instruksi dari Atasan kantor,
ada juga karena kesadaran sendiri”. Pertanyaan ini sebenernya menjadi dasar
dalam hidup. “Goal”, Kita hidup harus memiliki sebuah tujuan. Banyak orang
ketika ditanya apa tujuan atau cita – citanya ?
Jawaban umum yang diberikan
adalah “ Biarkan seperti air mengalir”. Nah, gimana kalau airnya mengalir ke
Got atau Selokan kotor ?
Dalam sebuah goal, penting sekali
sebuah Plan (rencana) hidup secara detail atau terinci. Sebuah survey yang dilakukan di Harvard
University, tahun 1952 yang diberikan kepada mahasiswanya ketika ditanya
terkait tujuan dalam hidupnya. Akan tetapi, yang terjadi adalah :
- 57% mahasiswa tidak tahu tujuan hidupnya
- 30% mahasiswa hanya menyebut tujuan yang umum
- 10% mahasiswa mempunyai goal yang mulai jelas
- 3% mahasiswa mempunyai goal lebih detail dan tertulis
Lalu, 20 tahun kemudian dilakukan
survey lanjutan kepada para eks mahasiswa tersebut. Hasilnya, 3% mahasiswa yang
menuliskan goal lebih detail dan tertulis memiliki penghasilan yang 3 kali
lipat lebih besar dibandingkan penghasilan 97% gabungan dari mahasiswa yang
tidak menuliskan target mereka dengan jelas.
Walaupun ada yang membantah
mengenai studi ini tidak pernah dilakukan. Akan tetapi, intinya ada 3 tahapan
yang perlu dilakukan secara disiplin dalam hidup kita yaitu :
- Rencana yang spesifik
- Tindakan yang spesifik
- Laporan progress harian
Dua Quote berikut dapat menjadi
penguat dalam diri kita pribadi bahwa "goal setting itu Penting’
1. Benyamin Franklin
“If you fail to Plan, You are
planning to fail”
2. Michael Angelo
"Bahaya terbesar bagi kebanyakan
kita bukan menetapkan sasaran terlalu tinggi lalu tidak mencapainya. Melainkan
menetapkan sasaran yang terlalu rendah lalu kita mencapainya”
Nah, target hidup kita itu harus
spesifik dan detail dengan contoh sebagai berikut :
- Saya akan memiliki Rumah tetap di tanggal 10 Desember 2020 senilai 2 Milyar di Kota Medan Kompleks Griya Riatur Inda.
- Saya akan menerbitkan buku berjudul “Investasi Bagi Millenial” yang terbit pada tanggal 31 maret 2019 dengan Penerbit Kompas Gramedia.
- Saya akan mendirikan sekolah buat anak yang kurang Mampu di Medan lokasi Kapten Muslim Gang jawa Medan dengan metode Qurani dimulai pembangunan pada 06 Desember 2020.
Dalam seminar ini, setiap peserta
berpasang –pasangan (laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan).
Salah satu pasangan membacakan target hidup yang telah ditulis kepada pasangan
di seminar, kemudian pasangan tersebut mengaminkan dan memberikan semangat dan
dukungan bahwa target tersebut pasti bisa dicapai.
Gestur tubuh itu sangat
menentukan seseorang sukses. Di seminar ini, perlunya “EMOTION”. Apa itu
EMOTION?? EMOTION = ENERGY + MOTION (Energy + Gerakan). Gestur tubuh dengan
sikap badan tetap tegap dan tidak terlihat lemah menunjukkan bahwa kita seorang
yang tegas dan tegap. Jangan pernah menunjukkan sikap lemah di depan banyak
orang sehingga orang lain tidak merendahkan dan meremehkan kita.
Selain itu, saat berbicara dengan
lawan bicara hindari menggosok lengan, wajah, leher. Sikap tubuh seperti ini
menunjukkan kalau anda sedang dalam kecemasan, kekhawatiran atau ketakutakan.
Buatlah posisi tubuh dengan sikap rileks.
Hindari juga sikap tubuh dengan
menyilangkan tangan. Hal ini menunjukkan sikap sepele dan defensif dengan lawan
bicara. Coba lebih nyantai dan dengan posisi tangan terbuka sehingga lawan
bicara juga merespon sikap kita dengan baik sehingga tercipta komunikasi antara
kedua belah pihak.
Sang Trainer, Ary Ginanjar
berulang kali mengajarkan untuk melakukan sikap tubuh dengan “Karate Pose dan
Sumo Pose”. Mengingat beliau juga pernah
meraih perak di Cabang Karateka PON XII.
Nah, Disini para audiens
diperintahkan untuk melakukan imajinasi tentang impian kita 2 tahun kedepan
dimulai dengan 6 bulan pertama, kedua, ketiga dan keempat dengan Karate Pose
dan Sumo Pose.
Kemudian, pada saat pertengahan
hari dengan musik soundtrack khas The ESQ Way 165 menjadikan suasana menjadi
lebih hening. Pada saat ini, ditampilkan sebuah Slide mengenai “The Grand Why“
dengan gambaran 7 tingkatan anak tangga mulai dari bawah :
- Kepastian
- Tantangan
- Eksistensi diri
- Cinta
- Perkembangan
- Kontribusi
- Meaning & purpose
Pada sesi ini, seorang Ibu dan
pemuda diperintahkan untuk melemparkan sebuah Bola dari bawah ke atas Panggung.
Dan hasilnya, tidak ada yang sampai ke atas panggung karena adanya beban yang
dirasakan oleh peserta pada saat melemparkan bola tersebut. Dan dicoba berulang
hingga 2 kali, masih tidak berhasil.
Kemudian 2 peserta tadi diminta
naik keatas panggung dan menggelindingkan bola ke bawah anak tangga panggung tersebut,
ternyata jauh lebih mudah dan ringan. Simulasi tadi dianalogikan dengan “The
Grand Why” dalam hidup kita. Kalau kita mulai dari step 1 hingga step 7 untuk
menemukan The Grand Why, maka jauh lebih sulit. Untuk mempermudah, maka dimulai
dari Step 7. Kita mengetahui dahulu arti dan hidup kita. Disini perlunya peran
sang Khalik atau Pencipta dalam hidup. Segala tujuan hidup kita harus
melibatkan Sang Pencipta demi mempermudah langkah yang telah diambil. “Allah
Dulu, Allah Lagi, Allah Terus" harus selalu diingat dalam setiap aktivitas kita sehari - hari.
Sesuai dengan temanya The Amazing
You, bahwa Kita bersyukur diciptakan sebagai makhluk yang paling tinggi
kedudukannya dibandingkan dengan makhluk ciptaan yang lain sesuai dengan
tercantum dalam ayat Al-Aqur’an berikut :
“Sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (QS At-Tin : 4)
Hal ini dapat dilihat mulai dari
awal mula proses pembuahan dari sperma yang terpancar. Dimana ada 250 juta pada
satu waktu menuju proses pembuahan pada rahim wanita. Namun, hanya setitik yang
berhasil menjadi pemenang dan lahir ke dunia menjadi seorang bayi mungil. Dan
itulah kita yang sudah ditakdirkan dari awal menjadi seorang winner atau
pemenang.
Dilengkapi dengan adanya akal dan
hati, manusia dapat membedakan mana yang baik dan kurang. Inilah yang
membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya. Apakah mereka menggunakan
akalnya untuk kebaikan dan Kebenerannya.
Semoga kita semua menjadi manusia
sebaik-baiknya dan menjadi manfaat bagi manusia lainnya. Bukan menjadi Provokator akan tetapi menjadi Kreator sehingga dapat mempermudah pekerjaan
orang lain dan menjadikan lebih ingat kepada Sang Pencipta.
Demikian, sharing pengalaman
mengikuti Seminar ‘The Amazing You by Dr.H.C. Ary Ginanjar di ICE BSD.
Untuk pendalaman lebih lanjut, dapat mengikuti Pelatihan dapat dapat diikuti oleh Peserta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar