Sebenarnya ini perjalanan yang
kedua kalinya ke Kota ini. Pertama sekali ke Kota ini sekitar beberapa tahun
yang lalu dengan tujuan Kota Prabumulih hanya singgah selama beberapa bulan
saja. Di benak sebagian besar orang, begitu mendengar Kota Palembang. Sebagian besar mengarah
ke makanan khas Pempek dan tempat di Jembatan Ampera yang merupakan landmark
Kota ini.
Siang itu tepatnya tanggal 12
November 2018, Perjalanan dinas pun dimulai dari Terminal Ultimate 3 Bandara Soetta Jakarta, Penerbangan
menggunakan maskapai Garuda Indonesia Flight GA110 dengan boarding time 14:45
WIB menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Waktu tempuh
penerbangan ini kurang lebih 1 Jam dengan kondisi cuaca yang sangat cerah dan
bersahabat.
------------------Selamat Datang di Kota Palembang,
SMB II------------------------
Kurang lebih Pukul 15:45 WIB, Pesawat pun tiba di Kota Palembang ini dan dijemput oleh Teman
dari Palembang menuju Penginapan di Hotel Aston. Perjalanan menyusuri jalanan
ini, kami lalui dengan mulus tanpa ada kemacetan dan gangguan lainnya.
Sebagai Informasi, Kota ini
merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Kota Medan dengan luas
wilayah 358,55 km² dan jumlah Penduduknya sebanyak 1.573.898 jiwa. Kota ini
dianggap sebagai kota Paling berkembang di Indonesia dengan bukti penghargaan
“Terbaik Nasional” dalam perencanaan nasional tahun 2017. Selain itu, Kota ini juga mengalami
perkembangan dan pembangunan yang cukup pesat diantaranya dengan adanya LRT
(Light Rail Transit) yang menghubungkan SMB II dengan Kompleks Olahraga
Jakabaring.
Penasaran dengan panorama Kota
Palembang selama 3 hari 2 malam. Pengalaman seru kami pun selama di Kota Pempek
dimulai dari sini :
Jalan – jalan ke Kota Palembang,
perlu singgah sejenak ke Benteng Kuto Besak yang merupakan Keraton Kesultanan
Palembang dengan lokasi yang tidak jauh dari Sungai Musi dan Jembatan Ampera.
Benteng ini merupakan tempat rekreasi yang khas bagi warga Palembang dan warga
dapat menggunakan dermaga untuk menaiki kapal yang disebut ‘Ketek’.
Dermaga point ini kerap dijadikan sebagai tempat ngumpul atau
nongkrong bagi anak – anak muda dan pelaksanaan sebuah acara. Menikmati
santapan kuliner di Dermaga sambil menikmati aktivitas di Sungai Musi ini memberikan
sensasi yang berbeda sekaligus mengabadikan momen.
2. Jembatan Ampera
Selepas melepas penat dengan
berwisata ke benteng Kuto Besak, Perjalanan dilanjutkan menuju Jembatan Ampera
yang membentang diatas Sungai Musi. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di
Sumatera dengan panjang 750 Km dan lebar 500 meter dan lampu hias dengan balutan
cahaya warna warni bersinar terang di malam hari dengan dikelilingi beraneka ragam jajanan di sekitar area jembatan ampera. Tempatnya romantis juga
apalagi disertai dengan udara yang sejuk di malam hari membuat semangat untuk
berfoto – foto ria. Terlihat para warga yang hilir mudik sembari selfie dan
wefie “cekrek” untuk mengabadikan
momen kala itu.
Tak terasa selama 2 jam
mengunjungi Benteng Kuto Besak dan menyaksikan pemandangan indah dari Jembatan
Ampera, perut pun mulai keroncongan dan kami segera menuju tempat kuliner di Sri Melayu, sebuah resto dengan
interior khas Sumatera Selatan yang sebagian besar terbuat dari kayu. Di
sekitar Rumah makan Sri Melayu, dikelilingi pepohonan yang rindang sehingga
menambah kenyamanan para pengunjung yang mampir disini.
Pindang menjadi menu utama malam
kali ini dan benar- benar memanjakan perut dan lidah kami. Pindangnya juga
disajikan dengan berbagai macam kreasi diantaranya Pindang Ikan, Pindang udang,
Pindang Belida, dsb tak lupa dilengkapi dengan es kacang merahMakan malam yang
menyenangkan ini berakhir sekitar Pukul 10 malam. Sehabis menikmati santapan
malam itu, Perut pun penuh dan mata mulai mengantuk apalagi didukung cuaca
hujan. Akhirnya kami kembali ke penginapan untuk menghilangkan penat dan
mempersiapkan buat kunjungan kerja besok.
Udara malam yang segar menjadikan
pikiran lebih Plong. Hotel tempat kami menginap berhadapan langsung dengan
Kolam Berenang. Sayangnya,, hari itu bumi Sriwijaya sedang hujan. Nite…
3. Kuliner Palembang Pempek
Kalau ke Palembang, rasanya ada
yang kurang jika tidak menikmati makanan khas Palembang yang satu ini. Makanan
yang diolah dengan bahan baku ikan ini dicampur dengan tepung tapioka, banyak
dijual di berbagai lokasi di Kota Palembang ini. Pempek pun dijual dengan beragam
olahan diantaranya Pempek campur, lenjer, kapal selam, lenggang, Pempek kulit, pempek
tahu dan otak – otak ikan.
Pempek ini disajikan dengan cuko kental
menambah rasa nikmat tersendiri dengan rasa pedas, manis dan asam. Cuko ini
merupakan saus untuk melengkapai pempek ini. Dibuat dengan bahan berupa gula
merah, bawang putih, bawang merah, garam, sedikit cuka dan cabai disesuaikan
dengan tingkat kepedasannya ditambah dengan uang yang telah ditumbuk.
Dalam perjalanan pulang menuju
bandara SMB II, kami singgah di Pempek Candy menikmati makanan ini sambil
mengamati para pengunjung yang antri membelinya sebagai buah tangan buat
keluarga dan kerabat di kampung halaman dan kantor.
#Lemak nian
#cuko dak becuko tengah duo
4.Al Qur’an Al Akbar
Membahas objek wisata di
Indonesia, maka akan bahas destinasi atau tujuan wisata yang harus dikunjungi
mulai dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman di Indonesia berupa Suku, budaya
dan agama menjadi kekayaan tersendiri yang dapat dikembangkan menjadi
pendapatan bagi daerah tersebut.
Di Palembang sendiri, terdapat
salah satu tujuan wisata religi yaitu Al Quran Al Akbar. Tempat ini patut
diapresiasi sebagai salah satu tujuan destinasi islami. Untuk memasuki area
ini, pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar Rp.5.000,-.
Tepatnya tanggal 30 januari 2012,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan seluruh delegasi Al meresmikan AlQuran Al
Akbar sebagai Al Quran terbesar dan pertama yang dibuat pada media kayu tembesu
yang berisi 30 Juz ayat – ayat Al –Qur’an.
Area ini berisi 630 halaman kayu
tembesu dengan ukuran 1,77x1,4 meter yang dipahat dan diukir dengan warna dasar
kayu cokelat dengan huruf Arab timbul berwarna kuning. Biaya pembuatan Al Quran
Al Akbar ini mencapai Rp. 2 Miliar dengan proses pembuatannya yang memakan
waktu selama 7 tahunan.
Hal ini memberikan kesadaran
sendiri bahwa Ayat yang terkandung di Al Quran memiliki nilai seni tinggi dan
tentunya sebagai pedoman hidup.
Berwisata sambil Berbagi dapat
dilakukan di area ini melalui Celengan Raksasa
yang telah disediakan oleh Pihak Pengelola. Celengan ini sebagai tempat donasi
bagi para pengunjung untuk membantu proses pembangunan lokasi ini.
Sebagai Oleh-oleh bagi
pengunjung, disini juga dijual pernak pernik suvenir khas palembang berupa
gantungan kunci, magnet kulkas dan suvenir lainnya dengan harga yang bervariasi
dan cukup terjangkau.
5. Berburu Kaos di Nyenyes
Berwisata ke suatu daerah,
alangkah kurang nikmat kalau tidak membeli oleh – oleh. Nah, Oleh – oleh pun
beragam mulai dari makanan, suvenir maupun kaos. Kaos ini mengalami perluasan
fungsi, tidak hanya sebagai pakaian yang melindungi tubuh. Akan tetapi, dapat
menjadi media dalam menuangkan ide kreatif.
Setiap daerah memiliki kaos dengan
desain kreatifnya sendiri dengan ciri khas budaya dan kedaerahan setempat. Ada
rasa bangga memiliki kaos tersebut, menandakan bahwa yang bersangkutan pernah
berwisata ke daerah tersebut.
Di Palembang, Kaos khas Palembang
dengan logo dan Font unik dapat ditemui di Nyenyes, sebuah outlet yang menjual
beragam kaos dengan beragam tulisan diantranya “Wong Kito Galo”, “Filosopi Cuko”,
dsb. Selain kaos, outlet ini juga menjual berbagai sweater dan suvenir dengan
harga yang cukup bervariasi.
6. Kopi Semendo
Baru pertama kali mendengar nama
Kopi Semendo ini, tepatnya pada saat kunjungan kerja. Siang itu, Rabu 14
November 2018, kami disuguhi seduhan Kopi Semendo dari Seorang Pimpinan yang humble. Di atas mejanya, tersusun rapi
beberapa bungkus Kopi Semendo. Muncul rasa penasaran terkait kopi ini. Dari
hasil pencarian dari Mbah Gugel, Kopi ini merupakan Kopi Robusta berasal dari
Muara Enim dan Suku basemah (Pagaralam).
Begitu masuk ke tenggorokan, Kopi
yang telah diracik dan diseduh tanpa gula ini memang sedikit pahit. Akan tetapi,
memiliki aroma yang begitu terasa dan wangi yang harum sehingga Kopi Semendo
ini juga dapat dijadikan oleh – oleh pada saat berkunjungan ke Bumi Sriwijaya
Ini.
Perjalanan 3 hari 2 malam ke Kota
Palembang memberikan kesan tersendiri mulai dari hidangan kulinernya dan
destinasi wisatanya. Saatnya kembali ke jakarta menjalani rutinitas dan semoga
bisa menjadi panduan yang akan melakukan kunjungan ke Kota ini.
Asyiik.. Dinas kerja sambil berwisata..
BalasHapusJangan lupa datang juga ke kota Bengkalis Bos, jembatannnya juga tidak kalah indah dengan ampera, Jembatan Liong namanya,,😅