Jumat, 16 November 2018

Payo ke Kota Plembang : Dak Papo

Berawal dari tugas yang diberikan Kantor untuk melakukan kunjungan penilaian di Kota Pempek Palembang selama 3 hari 2 malam yaitu dari tanggal 12 sd 14 November 2018. Keinginanku akhirnya kesampaian juga di tahun ini bekerja sambal Jalan – jalan ke Kota ini.  Malam harinya pada hari minggu tanggal 11 November 2018, Persiapan dimulai dengan packing barang – barang yang wajib dibawa seperti Pakaian kerja, Batik dan Casual. 

Sebenarnya ini perjalanan yang kedua kalinya ke Kota ini. Pertama sekali ke Kota ini sekitar beberapa tahun yang lalu dengan tujuan Kota Prabumulih hanya singgah selama beberapa bulan saja. Di benak sebagian besar orang, begitu mendengar Kota Palembang. Sebagian besar mengarah ke makanan khas Pempek dan tempat di Jembatan Ampera yang merupakan landmark Kota ini.

Siang itu tepatnya tanggal 12 November 2018, Perjalanan dinas pun dimulai dari Terminal Ultimate 3 Bandara Soetta Jakarta, Penerbangan menggunakan maskapai Garuda Indonesia Flight GA110 dengan boarding time 14:45 WIB menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Waktu tempuh penerbangan ini kurang lebih 1 Jam dengan kondisi cuaca yang sangat cerah dan bersahabat. 

------------------Selamat Datang di Kota Palembang, SMB II------------------------

Kurang lebih Pukul 15:45 WIB, Pesawat pun tiba di Kota Palembang ini dan dijemput oleh Teman dari Palembang menuju Penginapan di Hotel Aston. Perjalanan menyusuri jalanan ini, kami lalui dengan mulus tanpa ada kemacetan dan gangguan lainnya.

Sebagai Informasi, Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Kota Medan dengan luas wilayah 358,55 km² dan jumlah Penduduknya sebanyak 1.573.898 jiwa. Kota ini dianggap sebagai kota Paling berkembang di Indonesia dengan bukti penghargaan “Terbaik Nasional” dalam perencanaan nasional tahun 2017.  Selain itu, Kota ini juga mengalami perkembangan dan pembangunan yang cukup pesat diantaranya dengan adanya LRT (Light Rail Transit) yang menghubungkan SMB II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring.

Penasaran dengan panorama Kota Palembang selama 3 hari 2 malam. Pengalaman seru kami pun selama di Kota Pempek dimulai dari sini :

1. Benteng Kuto Besak
Jalan – jalan ke Kota Palembang, perlu singgah sejenak ke Benteng Kuto Besak yang merupakan Keraton Kesultanan Palembang dengan lokasi yang tidak jauh dari Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Benteng ini merupakan tempat rekreasi yang khas bagi warga Palembang dan warga dapat menggunakan dermaga untuk menaiki kapal yang disebut ‘Ketek’.
Dermaga point ini kerap dijadikan sebagai tempat ngumpul atau nongkrong bagi anak – anak muda dan pelaksanaan sebuah acara. Menikmati santapan kuliner di Dermaga sambil menikmati aktivitas di Sungai Musi ini memberikan sensasi yang berbeda sekaligus mengabadikan momen.

2. Jembatan Ampera   
Selepas melepas penat dengan berwisata ke benteng Kuto Besak, Perjalanan dilanjutkan menuju Jembatan Ampera yang membentang diatas Sungai Musi. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Sumatera dengan panjang 750 Km dan lebar 500 meter dan lampu hias dengan balutan cahaya warna warni bersinar terang di malam hari dengan dikelilingi beraneka ragam jajanan di sekitar area jembatan ampera. Tempatnya romantis juga apalagi disertai dengan udara yang sejuk di malam hari membuat semangat untuk berfoto – foto ria. Terlihat para warga yang hilir mudik sembari selfie dan wefie “cekrek” untuk mengabadikan momen kala itu.

Tak terasa selama 2 jam mengunjungi Benteng Kuto Besak dan menyaksikan pemandangan indah dari Jembatan Ampera, perut pun mulai keroncongan dan kami segera menuju tempat kuliner di Sri Melayu, sebuah resto dengan interior khas Sumatera Selatan yang sebagian besar terbuat dari kayu. Di sekitar Rumah makan Sri Melayu, dikelilingi pepohonan yang rindang sehingga menambah kenyamanan para pengunjung yang mampir disini.

Pindang menjadi menu utama malam kali ini dan benar- benar memanjakan perut dan lidah kami. Pindangnya juga disajikan dengan berbagai macam kreasi diantaranya Pindang Ikan, Pindang udang, Pindang Belida, dsb tak lupa dilengkapi dengan es kacang merahMakan malam yang menyenangkan ini berakhir sekitar Pukul 10 malam. Sehabis menikmati santapan malam itu, Perut pun penuh dan mata mulai mengantuk apalagi didukung cuaca hujan. Akhirnya kami kembali ke penginapan untuk menghilangkan penat dan mempersiapkan buat kunjungan kerja besok.
Udara malam yang segar menjadikan pikiran lebih Plong. Hotel tempat kami menginap berhadapan langsung dengan Kolam Berenang. Sayangnya,, hari itu bumi Sriwijaya sedang hujan. Nite…

3. Kuliner Palembang Pempek
Kalau ke Palembang, rasanya ada yang kurang jika tidak menikmati makanan khas Palembang yang satu ini. Makanan yang diolah dengan bahan baku ikan ini dicampur dengan tepung tapioka, banyak dijual di berbagai lokasi di Kota Palembang ini. Pempek pun dijual dengan beragam olahan diantaranya Pempek campur, lenjer, kapal selam, lenggang, Pempek kulit, pempek tahu dan otak – otak ikan.

Pempek ini disajikan dengan cuko kental menambah rasa nikmat tersendiri dengan rasa pedas, manis dan asam. Cuko ini merupakan saus untuk melengkapai pempek ini. Dibuat dengan bahan berupa gula merah, bawang putih, bawang merah, garam, sedikit cuka dan cabai disesuaikan dengan tingkat kepedasannya ditambah dengan uang yang telah ditumbuk.


Dalam perjalanan pulang menuju bandara SMB II, kami singgah di Pempek Candy menikmati makanan ini sambil mengamati para pengunjung yang antri membelinya sebagai buah tangan buat keluarga dan kerabat di kampung halaman dan kantor.
#Lemak nian
#cuko dak becuko tengah duo

4.Al Qur’an Al Akbar
Membahas objek wisata di Indonesia, maka akan bahas destinasi atau tujuan wisata yang harus dikunjungi mulai dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman di Indonesia berupa Suku, budaya dan agama menjadi kekayaan tersendiri yang dapat dikembangkan menjadi pendapatan bagi daerah tersebut.

Di Palembang sendiri, terdapat salah satu tujuan wisata religi yaitu Al Quran Al Akbar. Tempat ini patut diapresiasi sebagai salah satu tujuan destinasi islami. Untuk memasuki area ini, pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar Rp.5.000,-.

Tepatnya tanggal 30 januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan seluruh delegasi Al meresmikan AlQuran Al Akbar sebagai Al Quran terbesar dan pertama yang dibuat pada media kayu tembesu yang berisi 30 Juz ayat – ayat Al –Qur’an.

Area ini berisi 630 halaman kayu tembesu dengan ukuran 1,77x1,4 meter yang dipahat dan diukir dengan warna dasar kayu cokelat dengan huruf Arab timbul berwarna kuning. Biaya pembuatan Al Quran Al Akbar ini mencapai Rp. 2 Miliar dengan proses pembuatannya yang memakan waktu selama 7 tahunan.

Hal ini memberikan kesadaran sendiri bahwa Ayat yang terkandung di Al Quran memiliki nilai seni tinggi dan tentunya sebagai pedoman hidup.

Berwisata sambil Berbagi dapat dilakukan di area ini melalui Celengan Raksasa yang telah disediakan oleh Pihak Pengelola. Celengan ini sebagai tempat donasi bagi para pengunjung untuk membantu proses pembangunan lokasi ini.
Sebagai Oleh-oleh bagi pengunjung, disini juga dijual pernak pernik suvenir khas palembang berupa gantungan kunci, magnet kulkas dan suvenir lainnya dengan harga yang bervariasi dan cukup terjangkau.



5. Berburu Kaos di Nyenyes
Berwisata ke suatu daerah, alangkah kurang nikmat kalau tidak membeli oleh – oleh. Nah, Oleh – oleh pun beragam mulai dari makanan, suvenir maupun kaos. Kaos ini mengalami perluasan fungsi, tidak hanya sebagai pakaian yang melindungi tubuh. Akan tetapi, dapat menjadi media dalam menuangkan ide kreatif.
Setiap daerah memiliki kaos dengan desain kreatifnya sendiri dengan ciri khas budaya dan kedaerahan setempat. Ada rasa bangga memiliki kaos tersebut, menandakan bahwa yang bersangkutan pernah berwisata ke daerah tersebut.
Di Palembang, Kaos khas Palembang dengan logo dan Font unik dapat ditemui di Nyenyes, sebuah outlet yang menjual beragam kaos dengan beragam tulisan diantranya “Wong Kito Galo”, “Filosopi Cuko”, dsb. Selain kaos, outlet ini juga menjual berbagai sweater dan suvenir dengan harga yang cukup bervariasi.  

6. Kopi Semendo
Baru pertama kali mendengar nama Kopi Semendo ini, tepatnya pada saat kunjungan kerja. Siang itu, Rabu 14 November 2018, kami disuguhi seduhan Kopi Semendo dari Seorang Pimpinan yang humble. Di atas mejanya, tersusun rapi beberapa bungkus Kopi Semendo. Muncul rasa penasaran terkait kopi ini. Dari hasil pencarian dari Mbah Gugel, Kopi ini merupakan Kopi Robusta berasal dari Muara Enim dan Suku basemah (Pagaralam).

Begitu masuk ke tenggorokan, Kopi yang telah diracik dan diseduh tanpa gula ini memang sedikit pahit. Akan tetapi, memiliki aroma yang begitu terasa dan wangi yang harum sehingga Kopi Semendo ini juga dapat dijadikan oleh – oleh pada saat berkunjungan ke Bumi Sriwijaya Ini.

Perjalanan 3 hari 2 malam ke Kota Palembang memberikan kesan tersendiri mulai dari hidangan kulinernya dan destinasi wisatanya. Saatnya kembali ke jakarta menjalani rutinitas dan semoga bisa menjadi panduan yang akan melakukan kunjungan ke Kota ini.

1 komentar:

  1. Asyiik.. Dinas kerja sambil berwisata..
    Jangan lupa datang juga ke kota Bengkalis Bos, jembatannnya juga tidak kalah indah dengan ampera, Jembatan Liong namanya,,😅

    BalasHapus