Kamis, 08 Maret 2018

Latte Factor, Awas Kantong deficit.

Dua kata yang mungkin menjadi asing bagi kita. Tentu kata “latte” menjadi populer dan melekat pada kebiasaan mengopi. “Latte Factor” merupakan sebuah kebiasaan kecil yang tanpa kita sadari mengurangi penghasilan. Kenapa harus latte ?

Kebiasaan ngopi sudah menjadi trend dan populer di masyarakat saat ini. Bahkan hanya untuk menikmati secangkir kopi saja harus membayar Rp 30.000,- bahkan lebih. Tetapi apakah hanya cukup dengan secangkir kopi ketika sudah nongkrong di sebuah café ?
Kayaknya gak cukup. Biasanya ada tambahan seperti merokok, roti atau tambahan makanan lain. Kalau sekali nongkrong menghabiskan Rp 100.000,-/hari. Kalau itu menjadi rutinitas setiap pulang kerja, dalam 5 hari berarti harus mengeluarkan RP 500.000,- dan kalau dalam sebulan atau 4 minggu, untuk nongkrong saja menghabiskan Rp 2.000.000,-.. Lumayan kan, hanya menikmati kopi dalam sebulan harus mengeluarkan uang sebesar itu. Uang tersebut bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih menguntungkan seperti menabung emas, mencicil KPR dsb.

Investment Mindset
Mindset merupakan kepercayaan yang mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang dalam mengambil suatu tindakan. Mengubah mindset ini butuh perjuangan yang keras dan butuh proses waktu yang tidak singkat. Apalagi mindset itu sudah tertanam lama sehingga membutuhkan usaha ekstra untuk mengubahnya.
Kebiasaan kecil “latte factor” ini kalau tidak diubah akan menjadikan kebiasaan yang menyebabkan kantong finansial kita bocor. Seharusnya uang tersebut dapat digunakan untuk investasi asset yang produktif.

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kebiasaan yang baru, penjelasan dibawah ini bisa menjadi penguat bagi kita bahwa habit itu bisa diubah.
  1. Menurut Dr. Mazwell Maltz menyatakan bahwa diperlukan 21 hari untuk membentuk kebiasaan yang baru.
  2. Sebuah studi yang dirilis the European Journal of Social Psychology, Phillippa Lally melakukan penelitian bahwa diperlukan 66 hari bagi seseorang untuk membentuk sebuah kebiasaan baru.
Phillippa Laly menjelaskan 66 hari itu dibagi menjadi rincian sebagai berikut :
  • Hari 1 – 22   : Menjadi Orang yang menjengkelkan (bicara kemana-man)
  • Hari 22 – 44 : Analisa diri
  • Hari 44 – 66 : Temukan Cahaya diri
  • Hari 66+       : Beri hadiah pada diri sendiri
Nah, ini saatnya mengubah mindset “latte factor” menjadi Investment mindset. Kita itu bukan lagi setelah menerima gaji, mau nongkrong dimana tetapi setelah gaji mau investasi dimana. Keren kan.

Bongkar Kebiasaan “Latte Factor”, Ganti Kebiasaan baru
Kebiasaan kecil ini segera mungkin harus diubah dengan mengikuti pola 66 hari atau 21 hari secara konsisten dengan mengubah kebiasaan yang baru dengan lebih baik lagi. Kebiasaan baru seperti apa yang akan kita bentuk ?

Hal – hal berikut bisa menjadi pedoman bagi kita untuk membentuk habit/kebiasaan yang baru yaitu :
  1. Penghasilan yang diterima harus dialokasikan untuk pengeluaran sesuai dengan penggunaannya antara lain biaya hidup, Pembayaran cicilan utang, Asuransi, Investasi, Amal dsb.
  2. Penghasilan dan pengeluasan dicatat secara teratur dalam catatan tersendiri sehingga setiap harinya bisa dilakukan evaluasi terhadap penggunaannya.
Semoga sharing ini dapat bermanfaat buat rekan-rekan sekalian. Terima kasih




Tidak ada komentar:

Posting Komentar