Sabtu, 24 Maret 2018

Bijak berkartu Kredit

“Menikmati terik matahari pagi sambil menyeruput kopi espresso hangat menemani sejuknya pagi ini. Good morning, good mood. Mengawali pagi yang indah menjadikan mood pagiku menjadi ceria. Yess..that’s right.
Cring.. ada notifikasi melalui email dari suatu Bank dengan subject : e-statement kartu kredit suatu Bank masuk ke smartphone ku. Ternyata tagihan kartu kredit yang masuk, bukan transferan uang. Nah, sudah waktunya membayar tagihan kartu kredit deh.  Ternyata berbelanja dengan kartu kredit bisa menjadi sebuah habit yang malah menguras kantong nasabah.

Bicara kartu kredit,
Pertama sekali saya menggunakan kartu kredit itu awal tahun 2014, ya tepat 3 tahun yang lalu. Belum pernah terpikirkan untuk menggunakan kartu kredit bahkan takut menggunakan kartu kredit yang ada. Haha.. kartu kredit ini lumayan menambah koleksi kartu di dompet dan menambah prestise. Selain itu, Kartu kredit selalu dipenuhi oleh promo – promo yang menarik sehingga menjadi salah satu alasan masyarakat mengajukan (apply) kartu kredit suatu Bank. Misalnya belanja di suatu merchant khusus hari Selasa mendapatkan diskon 40% dengan pembelian minimum Rp 1.000.000,-, ada lagi yang menggratiskan annual fee dalam setahun dan ada juga yang memberikan hadiah langsung pada saat baru apply permohonan kartu kredit bahkan ada yang memberikan kemudahan one day approval.
Sebagian besar masyarakat memiliki pandangan bahwa memiliki kartu kredit ittu memiliki image yang negative karena membuat hidup konsumtif dengan cara berhutang dan menyebabkan hutang semakin menumpuk.
Awalnya menggunakan kartu kredit ini ada rasa takut, takut candu belanja dan tinggal gesek kartu  aja..dapat tu barang. Pemakaian pertama menggunakan kartu kredit dengan melakukan pembelian Handphone. Lumayan ada program cicilan 0% selama 12 bulan. Kenapa gak digunakan dan memang membutuhkan Handphone untuk komunikasi dilengkapi dengan fitur yang lebih canggih.
Di Era sekarang ini dan gencar-gencarnya istilah “Cashless”. Memiliki kartu kredit merupakan salah satu solusi terbaik dalam melakukan transaksi tanpa harus membawa uang fisik yang banyak dan mengurangi resiko dicopet karena membawa uang cash yang banyak di kantong.

Mindset yang keliru
Di era zaman now ini, kaum millennial sudah familiar dengan kepemilikan dan penggunaan kartu kredit. Malah kartu kredit yang dimiliki bisa lebih dari satu dan dari beberapa Bank. Banyak kartu kredit bukan untuk digunakan semaksimal dan sesuka yang kita mau.
Dengan dalih “lifestyle”, pemegang kartu kredit kerap sekali kebablasan dalam penggunaannya apalagi dengan hadirnya toko-toko online. Sambil rebahan memandangi promo-promo yang ditawarkan melalui toko-toko online yang ada. Transaksi sudah bisa dilakukan tanpa harus datang ke toko. Pola hidup konsumtif sudah menjadi suatu kebanggaan, dengan memamerkan status melalui media social. Makan pagi di Hanamasa, Makan siang di Little Sheep dan Makan malam di hotel Mercure Bandung. Padahal, semuanya menggunakan kartu kredit. Gengsi go away….  
Banyak masyarakat yang memiliki kartu kredit dengan beranggapan bahwa memiliki kartu kredit itu sama dengan penghasilan tambahan yang bisa digunakan kapan saja. Inget, Kartu kredit itu “Beban” utang yang memang harus dibayar. Suku bunga cicilan yang ditawarkan Kartu kredit suatu Bank bervariasi dan tetap lebih tinggi dibandingkan kredit jenis lainnya. Menggunakan fasilitas kartu kredit boleh saja asalkan tidak membayar dengan minimum payment dan melewati tanggal jatuh temponya. Fasilitas kartu kredit dapat digunakan dengan pertimbangan tertentu diantaranya dengan pertimbangan sebagai berikut :

  1. Rasio antara hutang dengan penghasilan yang tidak melebihi 30%  (Debt Service Ratio).
  2. Penggunaan cicilan bunga 0% yang menguntungkan bagi kita.
  3. penggunaannya sesuai dengan “kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan.


Billing Statement Kartu Kredit
Setiap transaksi yang dilakukan melalui kartu kredit wajib dicermati setiap bulan sehingga pengeluaran yang dilakukan tidak membebani keuangan pribadi dan mengganggu kehidupan sehari – hari keluarga. Mending hidup sederhana terbebas dari Hutang yang menumpuk daripada hidup WAH tetapi hutang keliling menumpuk. Jerih payah yang diterima dari hasil kerja kita gak bisa dinikmati karena habis setiap bulan untuk membayar hutang.
Selain itu, sebelum menggunakan kartu kredit alangkah lebih baiknya kita mengukur kemampuan financial diri kita dalam membayar tagihan kartu kredit misalnya 15% dari total penghasilan kita.
Billing Statement ini merupakan rekap tagihan yang diterima setiap bulan oleh nasabah melalui email. History transaksi yang tercantum didalam billing statement ini wajib dipantau penggunaannya.
Bank akan mengenakan biaya untuk setiap tagihan kertas yang dikirimkan ke alamat nasabah. Hal terpenting dalam membayar transaksi kartu kredit, jangan membayar dengan pembayaran minimum (10% dari tagihan bulanan), bayarlah tagihan secara full dan sebelum jatuh tempo. Hal ini bertujuan untuk menghindari beban bunga berbunga yang menumpuk dan hutang kartu kredit bisa selesai.
Just info bahwa bunga kartu kredit diatas 2.5% per bulan atau 30% per tahun dan tetap saja bunga kartu kredit masih lebih tinggi dibandingkan suku bunga pinjaman lain. Selain itu denda keterlambatan yang cukup tinggi sekitar 3% dari total tagihan dan tidak melebihi Rp 150.000,-.

Investment Opportunity lost
Investasi merupakan pengeluaran sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan kita. Setiap penghasilan yang diterima setiap bulan sudah dialokasikan untuk pos-pos keuangan tertentu seperti Biaya hidup, Hutang, Investasi, Sedekah (social) dan liburan.
Jangan sampai semua penghasilan yang diterima habis hanya untuk membayar hutang dan tidak memiliki asset investasi dari hasil kerja kita.
Penggunaan hutang melalui kartu kredit seharusnya dihindari semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan suku bunga yang dikenakan sangat besar, misal setiap bulan 2.5% berarti setahunnya sebesar  30%. bayangin saja, bunga deposito Bank sekitar 6.5%/tahun. lebih besar bunga yang harus kita bayar ketimbang return investasi yang kita terima. Nah, harus mencari tambahan penghasilan untuk membayar beban bunga kartu kredit. Pembebanan ini belum memasukkan komponen biaya lain seperti biaya materai atau kalau ada denda keterlambatan bayar. Demi menjaga kesehatan keuangan, hutang kartu kredit ini harus dilunasi secepatnya sehingga uang yang ada bisa digunakan untuk membeli asset investasi.

Semoga kita semakin bijak menggunakan kartu kredit. Thanks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar