“Menikmati terik matahari pagi
sambil menyeruput kopi espresso hangat menemani sejuknya pagi ini. Good morning, good mood. Mengawali pagi
yang indah menjadikan mood pagiku menjadi ceria. Yess..that’s right.
Cring.. ada notifikasi melalui
email dari suatu Bank dengan subject : e-statement kartu kredit suatu Bank
masuk ke smartphone ku. Ternyata tagihan kartu kredit yang masuk, bukan
transferan uang. Nah, sudah waktunya membayar tagihan kartu kredit deh. Ternyata berbelanja dengan kartu kredit bisa
menjadi sebuah habit yang malah menguras kantong nasabah.
Bicara kartu kredit,
Pertama sekali saya menggunakan
kartu kredit itu awal tahun 2014, ya tepat 3 tahun yang lalu. Belum pernah
terpikirkan untuk menggunakan kartu kredit bahkan takut menggunakan kartu
kredit yang ada. Haha.. kartu kredit ini lumayan menambah koleksi kartu di
dompet dan menambah prestise. Selain itu, Kartu kredit selalu dipenuhi oleh
promo – promo yang menarik sehingga menjadi salah satu alasan masyarakat
mengajukan (apply) kartu kredit suatu
Bank. Misalnya belanja di suatu merchant khusus hari Selasa mendapatkan diskon
40% dengan pembelian minimum Rp 1.000.000,-, ada lagi yang menggratiskan annual fee dalam setahun dan ada juga
yang memberikan hadiah langsung pada saat baru apply permohonan kartu kredit bahkan ada yang memberikan kemudahan one day approval.
Sebagian besar masyarakat memiliki
pandangan bahwa memiliki kartu kredit ittu memiliki image yang negative
karena membuat hidup konsumtif dengan cara berhutang dan menyebabkan hutang semakin
menumpuk.
Awalnya menggunakan kartu kredit
ini ada rasa takut, takut candu belanja dan tinggal gesek kartu aja..dapat tu barang. Pemakaian pertama
menggunakan kartu kredit dengan melakukan pembelian Handphone. Lumayan ada
program cicilan 0% selama 12 bulan. Kenapa gak digunakan dan memang membutuhkan
Handphone untuk komunikasi dilengkapi dengan fitur yang lebih canggih.
Di Era sekarang ini dan
gencar-gencarnya istilah “Cashless”.
Memiliki kartu kredit merupakan salah satu solusi terbaik dalam melakukan transaksi
tanpa harus membawa uang fisik yang banyak dan mengurangi resiko dicopet karena
membawa uang cash yang banyak di kantong.
Mindset yang keliru
Di era zaman now ini, kaum
millennial sudah familiar dengan kepemilikan dan penggunaan kartu kredit. Malah
kartu kredit yang dimiliki bisa lebih dari satu dan dari beberapa Bank. Banyak
kartu kredit bukan untuk digunakan semaksimal dan sesuka yang kita mau.
Dengan dalih “lifestyle”, pemegang kartu kredit kerap
sekali kebablasan dalam penggunaannya apalagi dengan hadirnya toko-toko online.
Sambil rebahan memandangi promo-promo yang ditawarkan melalui toko-toko online
yang ada. Transaksi sudah bisa dilakukan tanpa harus datang ke toko. Pola hidup
konsumtif sudah menjadi suatu kebanggaan, dengan memamerkan status melalui media
social. Makan pagi di Hanamasa, Makan siang di Little Sheep dan Makan malam di
hotel Mercure Bandung. Padahal, semuanya menggunakan kartu kredit. Gengsi
go away….
Banyak masyarakat yang memiliki
kartu kredit dengan beranggapan bahwa memiliki kartu kredit itu sama dengan
penghasilan tambahan yang bisa digunakan kapan saja. Inget, Kartu kredit itu
“Beban” utang yang memang harus dibayar. Suku bunga cicilan yang ditawarkan
Kartu kredit suatu Bank bervariasi dan tetap lebih tinggi dibandingkan kredit
jenis lainnya. Menggunakan fasilitas kartu kredit boleh saja asalkan tidak
membayar dengan minimum payment dan
melewati tanggal jatuh temponya. Fasilitas kartu kredit dapat digunakan dengan
pertimbangan tertentu diantaranya dengan pertimbangan sebagai berikut :
- Rasio antara hutang dengan penghasilan yang tidak melebihi 30% (Debt Service Ratio).
- Penggunaan cicilan bunga 0% yang menguntungkan bagi kita.
- penggunaannya sesuai dengan “kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan.
Billing Statement Kartu Kredit
Setiap transaksi yang dilakukan
melalui kartu kredit wajib dicermati setiap bulan sehingga pengeluaran yang
dilakukan tidak membebani keuangan pribadi dan mengganggu kehidupan sehari –
hari keluarga. Mending hidup sederhana terbebas dari Hutang yang menumpuk daripada
hidup WAH tetapi hutang keliling menumpuk. Jerih payah yang diterima dari hasil
kerja kita gak bisa dinikmati karena habis setiap bulan untuk membayar hutang.
Selain itu, sebelum menggunakan
kartu kredit alangkah lebih baiknya kita mengukur kemampuan financial diri kita
dalam membayar tagihan kartu kredit misalnya 15% dari total penghasilan kita.
Billing Statement ini merupakan rekap tagihan yang diterima setiap
bulan oleh nasabah melalui email. History transaksi yang tercantum didalam
billing statement ini wajib dipantau penggunaannya.
Bank akan mengenakan biaya untuk
setiap tagihan kertas yang dikirimkan ke alamat nasabah. Hal terpenting dalam
membayar transaksi kartu kredit, jangan membayar dengan pembayaran minimum (10%
dari tagihan bulanan), bayarlah tagihan secara full dan sebelum jatuh tempo.
Hal ini bertujuan untuk menghindari beban bunga berbunga yang menumpuk dan
hutang kartu kredit bisa selesai.
Just info bahwa bunga kartu
kredit diatas 2.5% per bulan atau 30% per tahun dan tetap saja bunga kartu
kredit masih lebih tinggi dibandingkan suku bunga pinjaman lain. Selain itu
denda keterlambatan yang cukup tinggi sekitar 3% dari total tagihan dan tidak
melebihi Rp 150.000,-.
Investment Opportunity lost
Investasi merupakan pengeluaran
sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan kita. Setiap penghasilan yang
diterima setiap bulan sudah dialokasikan untuk pos-pos keuangan tertentu
seperti Biaya hidup, Hutang, Investasi, Sedekah (social) dan liburan.
Jangan sampai semua penghasilan
yang diterima habis hanya untuk membayar hutang dan tidak memiliki asset investasi
dari hasil kerja kita.
Penggunaan hutang melalui kartu
kredit seharusnya dihindari semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan suku bunga yang
dikenakan sangat besar, misal setiap bulan 2.5% berarti setahunnya sebesar 30%. bayangin saja, bunga deposito Bank
sekitar 6.5%/tahun. lebih besar bunga yang harus kita bayar ketimbang return investasi yang kita terima. Nah,
harus mencari tambahan penghasilan untuk membayar beban bunga kartu kredit.
Pembebanan ini belum memasukkan komponen biaya lain seperti biaya materai atau
kalau ada denda keterlambatan bayar. Demi menjaga kesehatan keuangan, hutang
kartu kredit ini harus dilunasi secepatnya sehingga uang yang ada bisa
digunakan untuk membeli asset investasi.
Semoga kita semakin bijak
menggunakan kartu kredit. Thanks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar