Jumat, 06 Juli 2018

Pilkada dan Piala Dunia : Sportifitas Numero Uno

Sebelum diadakan hajatan besar Piala dunia Sepakbola, ada seorang teman nanya begini  : “Bro, Tim dari Negara mana yang menjadi Favorit Juara Piala dunia ?”..

Waktu itu saya jawab “ Kalau tidak Argentina,bisa juga Spanyol”


Eh setelah dilaksanakan pertandingan, Argentina harus kandas di babak penyisihan 16 besar dengan hasil kalah dari Prancis 3-4, di laga pembuka Argentina ditahan imbang oleh Islandia 1-1 dan kalah dari Kroasia 0-3.

Hal yang sama juga dialami oleh Tim besar Spanyol yang kalah adu pinalti dengan Rusia di babak 16 besar.

Yang lebih menyedihkan lagi, Tim Jerman yang kalah di laga pertama penyisihan, diluar dugaan semua orang. Tim yang dianggap stabil dan selalu masuk ke dalam Semifinal Piala Dunia. Akhirnya di laga pertama dikalahkan oleh Mexico 0-1 dan korsel 0-2.

Piala dunia merupakan Pesta sepakbola terbesar dan bergengsi di Dunia, yang dilaksanakan setiap 4 tahun sekali. Kali ini Tuan rumah yang ditunjuk adalah Negara Rusia yang dimulai pada 14 Juni sd 15 Juli 2018 dan diikuti oleh 32 Negara (termasuk tuan rumah rusia yang otomatis lolos).

Di penyisihan ini terjadi kejutan-kejutan yang tidak diduga sebelumnya oleh para penonton dan fanatic sepakbola. Negara seperti Italia dan Belanda yang sebelumnya menjadi Peserta favorit di Piala dunia. Sekarang malah tidak lolos menjadi peserta Piala Dunia.

Surprise Pilkada
Sambil menikmati hidangan ubi goreng dengan Kopi hangat. Di waktu yang sama, kita dihadapkan dengan tontonan yang tidak kalah seru baik dari media cetak maupun media elektronik. Tontonan Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang diadakan secara serentak pada tanggal 27 Juni 2018 di 171 daerah (17 Provinsi, 39 Kota dan 115 Kabupaten) dalam rangka memilih pemimpin yang diharapkan bisa memajukan daerahnya masing-masing.

Melihat 2 Event (hajatan) besar ini, ada persamaan yaitu Masing-masing memiliki kandidat Favorit (jagoan) dan ada persiapan yang dilakukan habis-habisan sebelum dilakukan pertandingan atau pemilihan ini.

Piala dunia masih berlanjut,  namun Pilkada sudah berakhir. Kedua-duanya masih menunggu hasil akhir siapa yang menjadi Champion atau Juara pertandingan ini.

Piala dunia diikuti oleh berbagai negara dari benua yang berbeda baik itu negara muslim ataupun non muslim, baik itu dari negara barat atau negara timur. Hal ini bisa menjadikan bahwa Sepakbola ini bisa membawa pesan perdamaian bagi negara-negara lain karena berkumpulnya negara-negara dari benua yang berbeda untuk saling mengenal fisik, pakaian dan kultur. Namun, masih ada negara lain yang diserang dengan senjata canggih dan rakyat-rakyatnya dibantai.

Menang kalah dalam pertandingan memang hal yang utama hingga menjadi juara. Namun, Hal ini lantas tidak membuat para peserta yang berlaga atau penonton menjadi anarkis hingga merugikan negara lain. 2 x 45 menit pertandingan di lapangan hijau bisa menjadi momen penting dan pembawa pesan perdamaian agar serangan yang dilakukan terhadap negara lain dihentikan. Selebrasi yang dilakukan pemain yang bertanding sambal bersujud atau berdoa setidaknya menjadi pengingat bahwa “Perdamaian itu menjadi Kebutuhan pokok bagi semua orang”.

Hal ini juga terjadi pada Pilkada di Indonesia. Tanggal 27 Juni 2018, menjadi momen penting yang menentukan ke arah mana pembangungan daerah akan dibawa. Masing – masing daerah diikuti oleh beberapa kandidat yang bertanding, dan setiap orang juga sudah memiliki kandidat favorit yang diunggulkan.

Kampanye yang dilakukan oleh partai pengusung kandidat Pemimpin Daerah tersebut tentu ada menimbulkan perbedaan pendapat. Pilihan seseorang pada calon A belum tentu sama dengan pilihan orang lain yang mungkin memilih Calon B. Tentu, kita sepakat bahwa Memilih Pemimpin itu harus yang amanah, mengerti daerah dan permasalahan yang terjadi di daerahnya.

Selama kampanye dilaksanakan, Ormas – ormas yang ada mulai dilakukan pelantikan lagi. Mungkin menjadi salah satu bagian dari pergerakan masa untuk mendapat suara. Suara anak muda atau mereka yang baru mendapatkan hak suara menjadi salah satu target utama.

Saling Sindir melalui meme di social media, spanduk dan brosur kerap mewarnai panasnya suasana sebelum dilaksanakan Pilkada ini. Bahkan perbedaan pendapat ini kerap terjadi antar sesama teman sekolah bahkan juga terjadi sesama teman kantor. Malahan ada karena status seseorang di social media akhirnya berujung ke pengadilan karena dianggap pencemaran nama baik. Silahkan berpendapat tetapi tidak menghujat. Bahkan memutus tali silaturrahmi. 

Silahkan yang Islam memilih Pemimpin Muslim, Non Muslim juga sebaliknya. Sah – sah saja. Yang dilarang adalah memaksa seseorang untuk memilih “kandidat tertentu”.

Pilkada ini merupakan momen penting juga dalam membawa pesan perdamaian. Pemilih datang ke TPS untuk berpartisipasi aktif memilih kandidat favoritnya. Panitia TPS memberi arahan dalam mencoblos kertas tanpa membeda - bedakan ras, agama dan suku si Pemilih.

Pilkada telah selesai dilakukan. Hasil Quick Count yang dilakukan oleh berbagai Lembaga Survei menimbulkan surprise bagi banyak orang. Petahana (yang sedang menjabat) yang juga diunggulkan malah kalah dalam hasil Quick Count sementara tersebut. Hasil akhir tetap menunggu hasil pengumuman resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum).

Tentu masyarakat ada yang senang dan kecewa melihat hasil ini. kekecewaan yang ada tidak berujung pada tindakan anarkis. Akan tetapi, Yang diperlukan adalah memberikan support kepada para pemenang dan tak lupa memberikan doa agar pemimpin yang terpilih nanti bisa bertugas dengan baik.

Bagi para pemimpin daerah yang terpilih ke depannya juga tidak hanya mementingkan daerah yang menjadi kantong suaranya. Akan tetapi, tetap menjalankan pembangunan secara merata. Tidak juga saling menyalahkan pemimpin daerah sebelumnya. Tugas para pemimpin yang terpilih membenahi dan memberikan karya nyata kepada Masyarakat.

Keep Silaturrahmi
Mengutip Quote dari Nelson Mandela "Real leaders must be ready to sacrifice all for the freedom of their people."..

Kutipan diatas mengingatkan kepada para Pemimpin bahwa Pemimpin yang sesuangguhnya itu adalah Pemimpin yang siap berkorban demi kebebasan orang lain atau rakyat yang dipimpinnya. Bukan malah mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
Kebebasan disini harus bukan berarti kebebasan yang tanpa aturan, misal : Demo (orasi) tapi mengganggu ketertiban umum. Kebebasan yang dimaksud seperti Kebebasan Finansial, dimana masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan dalam menikmati layanan kesehatan ketika keluarganya sedang sakit, masyarakat bisa menikmati fasilitas pendidikan dan juga masyarakat bisa mendapatkan lapangan pekerjaan.

Waktu untuk keluarga yang semakin berkurang karena sekarang focus membangun daerah demi rakyatnya, tenaga yang lebih banyak lagi untuk meninjau perkembangan infrastruktur, jam tidur yang semakin berkurang karena tugas yang semakin bertambah menjadi pengorbanan yang harus dilakukan. Namun, hasilnya akan berbuah manis kepada pemimpin yang amanah dan mengutamakan kepentingan rakyat dari doa-doa rakyat yang nantinya akan diberikan keberkahan dan kemajuan bagi daerah yang dipimpin. Aaminn.

Pilkada boleh berakhir, Namun silaturahmi tidak boleh berakhir. Sportifitas tetap numero Uno.
Semoga bermanfaat.

1 komentar: