Kamis, 21 Juni 2018

15 Juni 2018 : Eid Al-Fitr

Welcome Home, Medan…
Dibesarkan di Kota Medan, secara geografis wilayah Utara kota ini berbatasan dengan Selat Malaka sehingga menjadikan kota Medan sebagai kota perdagangan, industry dan bisnis yang penting di Indonesia. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga setelah di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya dan merupakan kota terbesar di luar pulau Jawa.
Panasnya begitu tiba pada tanggal 14 Juni 2018 mencapai 33 derajat Celcius..Lumayan berkeringat juga badan ini. Mungkin bagian dari tantangan orang berpuasa dengan suhu cuaca yang lumayan tinggi.
Hmmm..Waktu gak terasa sudah hampir Maghrib, Hidangan Berbuka pun sudah tersedia di Meja ala Masakan Chef terhebat. Mamakku..
Nikmatnya menjalankan ibadah puasa selama satu bulan Ramadhan, menjadikan hati tenang di kala mendengar kumandang gema takbir “Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilham”. Suara petasan di Jalanan memeriahkan malam lebaran ini. Chat yang masuk melalui media Sosial Whatsapp, Instagram, Facebook, Line dan SMS lumayan banyak dengan kalimat yang boleh dibilang hampir sama “Saya dan keluarga mengucapkan Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin”.

Saatnya berhari Raya Idul Fitri
Subuh telah tiba. Ya.. Sesuai dengan Penetapan Pemerintah berdasarkan Sidang Isbat ditetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Jumat tanggal 15 Juni 2018. Mesjid Jamik M. Jayak menjadi Mesjid dilakukannya sholat Idul Fitri bareng Orangtua dari Jaman kecil dulu. Mulai berkurang jamaah yang melaksanakan sholat ied di Mesjid ini. Ya mungkin pada mudik ke daerah lain atau melaksanakan sholat di Mesjid atau Musholla lain karena sudah mulai banyak didirikan tempat ibadah di wilayah sekitar.
Raut wajah para jamaah terlihat bahagia dengan senyum tulus setelah selesai sholat ied dengan penutupan dari takmir masjid perihal pertanggungjawaban laporan keuangan mesjid dan panitia Zakat fitrah.
Dilanjutkan dengan tradisi Bermaaf-maafan di rumah antara Orangtua dan Anak. Momen lebaran merupakan momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi dengan menyambangi rumah ke rumah, duduk bercengkrama meninggalkan tingkah laku yang kurang mengenakkan dengan jiran tetangga dan sanak saudara.
Bulan Ramadhan menjadi bulan melatih diri dan membangun habit (kebiasaan) yang lebih baik lagi. Selama sebulan penuh, waktu kita gunakan untuk beribadah. Mulai dari tadarus Al-Qur’an, Sholat Tarawih, Sholat Qiyamul Lail dan Melaksanakan iktikaf pada 10 malam terakhir Bulan Ramadhan. Begitu mudah orang-orang menjaga emosinya karena melaksanakan Puasa. Apakah kebiasaan baik itu akan ditinggalkan begitu saja ? Semoga setiap bulan ibadah yang kita laksanakan meningkat.

21 Juni 2018
Tak terasa sudah lebaran ke 7 atau 7 Syawal 1939 H, tepatnya tanggal 21 Juni 2018 yang, mengingat semua instansi dan kantor-kantor sudah memulai aktivitas operasionalnya.  
Sedih dan bahagia menjadi satu, sedih dikala meninggalkan bulan Ramadhan yang penuh berkah dan bahagia merasakan kebersamaan di momen hari raya idul fitri ini. Kembali memulai aktivitas seperti biasanya, bukan berarti kembali dengan kebiasaan yang lama tetapi dengan habit dan semangat baru.

You are what you think..
Apa yang kita pikirkan dan kita yakini, itulah yang akan terjadi. Sebulan penuh, merupakan merupakan waktu yang cukup untuk membangun habit atau kebiasaan, tentunya kebiasaan yang baik untuk menjadikan diri kita menjadi lebih baik lagi.
Kuncinya adalah latihan, latihan dan latihan Cuma itu dan setelah itu lakukan pengulangan (repetisi) baik terpaksa atau tidak. Inilah yang akan membentuk habit baru.

Semoga menjadikan diri ini menjadi lebih baik dan aktivitas harian yang kita lakukan menjadi ibadah dan Berkah. Aaminn..
Sukses Buat Kita Semua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar