Dibesarkan di Kota Medan, secara geografis wilayah
Utara kota ini berbatasan dengan Selat Malaka sehingga menjadikan kota Medan
sebagai kota perdagangan, industry dan bisnis yang penting di Indonesia. Kota
Medan merupakan kota terbesar ketiga setelah di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya dan merupakan kota terbesar di luar pulau Jawa.
Panasnya begitu tiba pada tanggal 14 Juni 2018
mencapai 33 derajat Celcius..Lumayan berkeringat juga badan ini. Mungkin bagian
dari tantangan orang berpuasa dengan suhu cuaca yang lumayan tinggi.
Hmmm..Waktu gak terasa sudah hampir Maghrib, Hidangan
Berbuka pun sudah tersedia di Meja ala Masakan Chef terhebat. Mamakku..
Nikmatnya menjalankan ibadah puasa selama satu bulan
Ramadhan, menjadikan hati tenang di kala mendengar kumandang gema takbir
“Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilham”. Suara petasan di
Jalanan memeriahkan malam lebaran ini. Chat yang masuk melalui media Sosial
Whatsapp, Instagram, Facebook, Line dan SMS lumayan banyak dengan kalimat yang
boleh dibilang hampir sama “Saya dan keluarga mengucapkan Minal aidzin wal
faidzin, mohon maaf lahir dan batin”.
Saatnya
berhari Raya Idul Fitri
Subuh telah tiba. Ya.. Sesuai dengan Penetapan
Pemerintah berdasarkan Sidang Isbat ditetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari
Jumat tanggal 15 Juni 2018. Mesjid Jamik M. Jayak menjadi Mesjid dilakukannya
sholat Idul Fitri bareng Orangtua dari Jaman kecil dulu. Mulai berkurang jamaah
yang melaksanakan sholat ied di Mesjid ini. Ya mungkin pada mudik ke daerah
lain atau melaksanakan sholat di Mesjid atau Musholla lain karena sudah mulai
banyak didirikan tempat ibadah di wilayah sekitar.
Raut wajah para jamaah terlihat bahagia dengan senyum
tulus setelah selesai sholat ied dengan penutupan dari takmir masjid perihal
pertanggungjawaban laporan keuangan mesjid dan panitia Zakat fitrah.
Dilanjutkan dengan tradisi Bermaaf-maafan di rumah
antara Orangtua dan Anak. Momen lebaran merupakan momen yang tepat untuk
mempererat tali silaturahmi dengan menyambangi rumah ke rumah, duduk
bercengkrama meninggalkan tingkah laku yang kurang mengenakkan dengan jiran
tetangga dan sanak saudara.
Bulan Ramadhan menjadi bulan melatih diri dan
membangun habit (kebiasaan) yang lebih baik lagi. Selama sebulan penuh, waktu
kita gunakan untuk beribadah. Mulai dari tadarus Al-Qur’an, Sholat Tarawih, Sholat
Qiyamul Lail dan Melaksanakan iktikaf pada 10 malam terakhir Bulan Ramadhan.
Begitu mudah orang-orang menjaga emosinya karena melaksanakan Puasa. Apakah
kebiasaan baik itu akan ditinggalkan begitu saja ? Semoga setiap bulan ibadah
yang kita laksanakan meningkat.
21 Juni 2018
Tak terasa sudah lebaran ke 7 atau 7 Syawal 1939 H,
tepatnya tanggal 21 Juni 2018 yang, mengingat semua instansi dan kantor-kantor
sudah memulai aktivitas operasionalnya.
Sedih dan bahagia menjadi satu, sedih dikala
meninggalkan bulan Ramadhan yang penuh berkah dan bahagia merasakan kebersamaan
di momen hari raya idul fitri ini. Kembali memulai aktivitas seperti biasanya,
bukan berarti kembali dengan kebiasaan yang lama tetapi dengan habit dan
semangat baru.
You are what
you think..
Apa yang kita pikirkan dan kita yakini, itulah yang
akan terjadi. Sebulan penuh, merupakan merupakan waktu yang cukup untuk
membangun habit atau kebiasaan, tentunya kebiasaan yang baik untuk menjadikan
diri kita menjadi lebih baik lagi.
Kuncinya adalah latihan, latihan dan latihan Cuma itu
dan setelah itu lakukan pengulangan (repetisi) baik terpaksa atau tidak. Inilah
yang akan membentuk habit baru.
Semoga menjadikan diri ini menjadi lebih baik dan aktivitas harian yang kita lakukan menjadi ibadah dan Berkah. Aaminn..
Sukses Buat Kita Semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar