Pesawat terbang merupakan alat
transportasi yang saat ini dapat dijangkau oleh banyak orang. Saat ini banyak
maskapai penerbangan yang menawarkan penerbangan dengan harga yang bervariasi
mulai harga ekonomis hingga eksklusif. Pesawat terbang dipilih untuk mencapai
perjalanan dengan jangka waktu tempuh yang jauh sehingga dapat dicapai lebih
cepat dibandingkan jika menggunakan transportasi darat atau laut. Perjalanan
Jakarta ke Medan jika ditempuh dengan Bus maka waktu tempuh bisa sampai 4 hari
3 malam. Dengan Penerbangan pesawat, waktu tempuh jauh lebih cepat menjadi 2
jam 10 menit.
Sebelum tahun 2000-an,
penerbangan belum menjamur seperti sekarang ini. Maskapai yang ada pada saat
itu baru garuda, Merpati, Mandala Airlines dan Sempati Air. Pada saat itu,
Penerbangan merupakan sebuah kemewahan dan kebanggaan dalam hidup. Namun
seiring perkembangan waktu, semakin banyak maskapai penerbangan yang memberikan
harga penerbangan yang terjangkau seperti Lion Air, Sriwijaya, Batik Air, Air
Asia dan Citilink.
Bagi masyarakat, kehadiran
maskapai dengan harga terjangkau sangat meringankan biaya transportasi. Apalagi bagi para perantau, pulang
ke Rumah itu menjadi hal yang sangat menyenangkan karena berkumpul dengan
keluarga dan menikmati liburan di kampung halaman.
Dalam satu tahunan, perjalanan ke
Medan bisa 2 sampai dengan 3 kali dalam rangka pulang ke rumah orangtua. Harga tiket
yang dibeli pun biasanya kisaran harga Rp 600 sd 800 ribu dari Jakarta ke Medan.
Namun, di awal tahun 2019 ini terdapat
kenaikan harga pesawat terbang yang cukup tinggi. Kenaikan harga tiket ini tentunya
semakin memberatkan ke pengeluaran pribadi pada saat pulang ke Medan.
Harga tiket pesawat terbang tanggal
28 Desember 2018 dengan maskapai pesawat Lion Air Pukul 20:20 WIB melalui Bandar
Soekarno hatta dengan harga ticket Rp 1.348.000,- dari Jakarta ke Medan.
Kemudian harga tiket pada tanggal 2 Januari 2019 dengan rute Jakarta ke Medan melalui
maskapai pesawat Lion Air pukul 15:50 WIB dengan harga ticket Rp 1.793.000,-
Mungkin ini harga tiket waktu tahun baru yang memang meningkat karena banyak
penumpang yang menuju Pulau Sumatera pada saat akhir tahun.
Penerbangan kedua saya di tahun
2019 pada tanggal 14 Maret 2019 melalui maskapai penerbangan Garuda dari
Jakarta menuju Medan dengan waktu penerbangan pukul 07:50 WIB dengan harga
tiket Rp 2.522.900,-. Kemudian pulang tanggal 17 Maret 2019 dengan maskapai
Citilink pukul 18:20 dengan biaya Rp 2.233.500,-
Penerbangan ketiga pada tanggal
19 April 2019 melalui maskapai penerbangan Lion Air Pukul 05:00 WIB dari
Jakarta menuju medan dengan biaya ticket Rp 1.744.200,-. Kemudian kembali dari
Medan ke Jakarta pada tanggal 21 April 2019 dengan maskapai penerbangan Lion
Air pukul 17:45 WIB dengan biaya Rp 1.836.200,-
Penerbangan keempat pada tanggal
01 Juni 2019 ke Medan dengan Pesawat batik Air pukul 20:05 WIB dengan biaya Rp 2.307.200,-,
kemudian kembali dari Medan ke Jakarta pada tanggal 11 Juni 2019 dengan
maskapai Lion Air pukul 11:00 WIB dengan biaya Rp 2.600.000,-
Melihat ongkos penerbangan pesawat
yang cukup tinggi, ada sebuah analisis menarik dari strategimanajemen.net
dengan judul artikel “kenapa harga tiket
pesawat sekarang mahal sekali”. Dari artikel tersebut, disampaikan hitung-hitungan
dengan rincian sebagai berikut :
- Harga
rata-rata 1 unit pesawat Boeing seri 737 – 800 atau Airbus A320 adalah
sekitar Rp 1.5 triliun/Unit.
- Biaya
untuk menerbangkan Boeing 737 atau Airbus A320 selama 1 jam penerbangan
adalah sekitar USD 5.000 (atau setara Rp 70 Juta dengan asumsi harga 1
Dollar setara Rp 14.000,-). Biaya ini sudah termasuk biaya avtur, biaya crew pesawat, biaya perawatan dan
biaya asuransi.
- Asumsi
terisi kursi sebanyak 70% atau sekitar 133 penumpang (70 % x total 190
kursi) maka total pendapatannya dalam penerbangan 1 jam sebesar Rp 133
Juta.
- Laba
kotor setiap 1 Jam penerbangan sekitar Rp 133 Juta dikurangi Rp 70 Juta
yaitu sebesar 63 Juta/Jam.
- Dalam 1
hari, setiap pesawat terbang minimal 6 jam sehingga laba kotor per hari
sebesar 6 jam x Rp 63 Juta/jam (RP 378 Juta/hari).
- Laba
total selama 365 hari x Rp 378 Juta sebesar Rp 137 Miliar.
- BEP
(titik balik modal) pembelian setiap pesawat butuh waktu yang cukup lama
yaitu Rp 1.5 Triliun/Rp 137 Miliar atau selama 11 tahun.
Kenaikan harga tiket pesawat ini
tentu berdampak ke berbagai sector terkait transportasi yang dapat berimbas
kepada pertumbuhan ekonomi dalam negeri sendiri.
Tarif tiket pesawat penerbangan domestic
yang meningkat sejak bulan Januari 2019 ini, berdampak terhadap jumlah
penumpang pada februari yang mencapai 15.46% secara bulanan (artikel
kontak.co.id tanggal 01 April 2019 dengan judul dampak kenaikan harga tiket,
penumpang pesawat di Februari turun 15%)
Selain itu, mengutip dari CNBC
Indonesia tanggal 09 Juni 2019 bahwa Jumlah pemudik di tahun 2019 menurun
sebesar 17%. Hal ini tentunya mempengaruhi pendapatan di sector penerbangan
sendiri dan dapat berdampak terhadap pengurangan jumlah karyawan di sector
penerbangan itu sendiri.
Untuk mensiasati harga tiket yang
mahal, Penumpang melakukan rute penerbangan yang lebih panjang. Misalnya Penerbangan
dari Jakarta ke Medan, disiasati oleh Penumpang dengan penerbangan tujuan
Malaysia dan dilanjutkan ke Medan Karena dianggap lebih murah dibandingkan
dengan penerbangan langsung dari Jakarta ke Medan.
Harga tiket pesawat terbang yang
meningkat ini juga berdampak terhadap bisnis perhotelan dan pariwisata. Masyarakat
lebih memilih berlibur ke Luar negeri seperti singapura, Thailand dan Malaysia.
Hal ini disebabkan tiket pesawat yang lebih murah dibandingkan berlibur di
dalam negeri. Penurunanan masyarakat yang berwisata di dalam negeri akan
mempengaruhi pendapatan di sector pariwisata diantaranya Penginapan dan Hotel
yang akan berkurang tingkat huniannya, bisnis kerajinan dan bisnis oleh2 juga
semakin berkurang permintaannya. Selain
itu, Peningkatan kunjungan wisata ke luar negeri mempengaruhi potensi
penerimaan devisa negara yang disebabkan oleh masyarakat lebih memilih
menghabiskan uangnya di negeri orang ketimbang di negaranya sendiri.
Kenaikan harga tiket pesawat ini
juga dapat berdampak terhadap biaya pengiriman barang – barang yang ditransaksikan
melalui marketplace dengan pengiriman via transportasi udara yang dapat
menyebabkan permintaannya menjadi menurun.
Ternyata kenaikan ini menimbulkan
protes dari warga masyarakat melalui situs change.org yang meminta menteri
perhubungan Budi Karya Sumadi untuk menurunkan harga tiket pesawat karena
memberatkan ongkos transportasi ini. Harapannya dengan kondisi seperti ini perlu
adanya kajian lebih lanjut perihal struktur biaya yang menyebabkan tiket
pesawat menjadi mahal.
Kajian tersebut diharapkan dapat
menjadi dasar kebijakan dalam menurunkan harga tiket menjadi lebih murah sehingga
masyarakat terbantu penurunan harga tiket pesawat tersebut dan roda ekonomi
semakin meningkat lagi.
Semoga artikel ini semakin
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar