Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti dan kesempatan bagi
kaum muslimin untuk meningkatkan ketakwaan karena merupakan bulan yang penuh
berkah, penuh rahmad dan keampunan. Bulan ini memiliki beberapa keutamaan diantaranya
:
- Bulan diturunkannya Al-Qur’an
- Bulan dengan malam kemuliaan (Lailatul Qadr)
Namun, ada hal fenoma lainnya yang
berkembang di bulan Ramadhan ini akhir-akhir ini yaitu berburu makanan berbuka
puasa sebelum adzan maghrib berkumandang. Masyarakat umumnya menyebut “berburu
takjil”. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas di sore hari sambil jalan-jalan
dengan melihat berbagai macam makanan mulai dari kolak pisang, kolak ubi,
gorengan, bubur kacang ijo, bubur sumsum, aneka minuman buah, beragam lauk ala
warung padang dan warteg dengan beragam rasa, mulai dari yang pedas, manis
hingga asin.
Banyak sekali ditemukan pasar
dadakan di Bulan yang penuh berkah ini. Salah satu pasar dadakan yang menjual
takjil adalah pasar benhil (bendungan Hilir) yang menjual aneka hidangan
kuliner berbuka. Mulai dari muda mudi, dewasa hingga orangtua memadati pasar
Benhil ini.
Makanan tesebut disuguhi di atas meja
terbuka dalam wadah plastik sehingga pelanggan dengan mudah memilih hidangan
yang tersedia sesuai dengan selera masing-masing. Namun sebagai catatan bahwa berburu
makanan ini jangan sampai berlebih-lebihan yang akhirnya tidak dapat dikonsumsi
dan terbuang mubazir.
Istilah takjil sendiri bagi
kalangan masyarakat diidentikkan dengan hidangan berbuka puasa di bulan
Ramadhan. Padahal, kata Ta’jil itu sendiri menurut Kamus Besar bahasa Indonesia
(KBBI) artinya mempercepat atau menyegerakan (berbuka puasa). Namun, istilah
ini berkembang dan popular di masyarakat menjadi hidangan berbuka puasa.
Menikmati santapan berbuka puasa
juga harus memperhatikan kesehatan bagi tubuh kita sendiri. Untuk itu, perlu
mengetahui menu apa saja yang baik atau tidak untuk berbuka puasa sehingga
ibadah puasa tidak terganggu. Puasa seharian penuh tentu menghabiskan banyak energy sehingga perlu adanya asupan
makanan seimbang mulai dari Karbohidrat, protein dan lemak. Diutamakan mengkonsumsi makanan dengan serat
yang tinggi agar pencernaan tetap sehat setelah berbuka puasa dan sebaiknya
menghindari minuman kafein seperti kopi, teh dan soda.
Di Bulan ramadhan ini, tentunya
pola makan akan berubah dari yang awalnya 3 kali sehari baik pagi, sore maupun
malam menjadi dua kali sehari (sahur dan buka puasa). Hal ini menjadi perhatian
penting agar kondisi tubuh tetap terjaga selama beraktivitas di bulan Ramadhan.
Berbukalah dengan yang manis.
Ungkapan tersebut sering sekali
didengar pada saat menjelang waktu berbuka puasa dan merupakan tagline iklan
sebuah produk minuman. Dalil yang sebenarnya adalah sebagai berikut :
Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhobbi
radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
“Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamr
(kurma kering). Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air
itu mensucikan.” (Riwayat Imam Lima yakni Ibnu Majah, Abu Daud, An Nasai,
Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim).
Kata manis ini mungkin diidentikkan
dengan buah Kurma yang rasanya manis. Bukan makanan manis lain seperti Kolak
ubi, kue2 manis, dan makanan manis lainnya yang malah menyebabkan lambung harus
bekerja lebih keras lagi dalam mencerna makanan setelah berpuasa selama
beberapa jam.
Mengkonsumsi makanan yang manis seperti
kolak, kue2 manis tidak dilarang pada waktu berbuka puasa. Akan tetapi, dahulukan
berbuka dengan buah Kurma dan meminum air putih. Setelah itu, barulah makanan
manis lainnya dapat dinikmati sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Selain makanan, perlu
diperhatikan minuman apa yang akan dikonsumsi sebelum berbuka puasa. Kebanyakan
minuman yang dikonsumsi adalah Es sirup atau cendol agar kerongkongan yang
terasa haus menjadi segar kembali. Namun apakah minuman tersebut baik untuk
dijadikan minuman saat berbuka puasa ?
Menurut pakar Kesehatan Mochd.
Aldis Ruslialdi dikutip dari Health and
Nutrition Educator di Nutrifood
agar menghindari mengkonsumsi sirup atau minuman kemasan pada saat berbuka
puasa. Hal ini disebabkan kandungan gula yang cukup banyak didalam minuman
sirup atau minuman kemasan sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup
banyak dikhawatirkan dapat berdampak kepada kesehatan tubuh seperti obesitas
dan diabetes.
Kalau minuman manis seperti
Sirup, cendol dan minuman kemasan kurang baik dikonsumsi pada saat berbuka
puasa. Pertanyaannya : Minuman apa yang baik untuk dikonsumsi pada saat berbuka
puasa ?
Minuman yang baik dikonsumsi pada
saat berbuka puasa selain Air putih diantaranya air kelapa, infused water, jus buah segar, teh dan olahan
Yoghurt.
Intinya ada 2 kriteria makanan
dan minuman hidangan pembuka yaitu Halal dan Thayyib (baik).
Di bulan ini, kaum muslimin bagi
yang mampu wajib menunaikan ibadah puasa sebulan penuh dengan tidak makan dan
minum. Namun, ibadah puasa itu memiliki makna tidak hanya menahan lapar dan
haus saja. Namun, juga menahan diri dari segala emosi baik amarah, nafsu
syahwat dan kesedihan yang berlarut-larut.
Ingat.. Puasa itu bukan ajang balas
dendam di kala berbuka puasa dengan melampiaskan rasa lapar dan haus dengan
melahap beragam makanan dan minuman tanpa melihat dampak bagi kesehatan dan
melupakan esensi dari nilai Puasa terkait “Pengendalian diri”.
Dalam islam diajarkan bahwa manusia
diperintahkan makan dan minum sesuai dengan kebutuhannya dan tidak berlebih-lebihan
sesuai dengan ayat al-Quran dan hadits berikut :
Allah
berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا
“Makan
dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Imam
Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan bahaya kekenyangan karena penuhnya
perut dengan makanan, beliau berkata,
لان الشبع يثقل البدن، ويقسي القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف عن العبادة
“Kekenyangan
membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan,
membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.”
Di bulan yang penuh berkah ini, Hal
paling penting yang harus diutamakan adalah dengan memperbanyak
kegiatan-kegiatan ibadah seperti Tadarus, Sholat Taraweh, perbanyak sedekah dan
Muhasabah diri. Waktu sebulan penuh ini dapat dijadikan ajang menumbuhkan habit
(kebiasaan) yang baik sehingga di luar bulan Ramadhan, Kegiatan2 ibadah itu
tetap dilakukan secara konsisten.
Semoga tulisan ini dapat menjadi
motivasi menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar