Rabu, 22 Mei 2019

Berburu hidangan Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti dan kesempatan bagi kaum muslimin untuk meningkatkan ketakwaan karena merupakan bulan yang penuh berkah, penuh rahmad dan keampunan. Bulan ini memiliki beberapa keutamaan diantaranya :

  1.  Bulan diturunkannya Al-Qur’an
  2. Bulan dengan malam kemuliaan (Lailatul Qadr)

Namun, ada hal fenoma lainnya yang berkembang di bulan Ramadhan ini akhir-akhir ini yaitu berburu makanan berbuka puasa sebelum adzan maghrib berkumandang. Masyarakat umumnya menyebut “berburu takjil”. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas di sore hari sambil jalan-jalan dengan melihat berbagai macam makanan mulai dari kolak pisang, kolak ubi, gorengan, bubur kacang ijo, bubur sumsum, aneka minuman buah, beragam lauk ala warung padang dan warteg dengan beragam rasa, mulai dari yang pedas, manis hingga asin.

Banyak sekali ditemukan pasar dadakan di Bulan yang penuh berkah ini. Salah satu pasar dadakan yang menjual takjil adalah pasar benhil (bendungan Hilir) yang menjual aneka hidangan kuliner berbuka. Mulai dari muda mudi, dewasa hingga orangtua memadati pasar Benhil ini.
Makanan tesebut disuguhi di atas meja terbuka dalam wadah plastik sehingga pelanggan dengan mudah memilih hidangan yang tersedia sesuai dengan selera masing-masing. Namun sebagai catatan bahwa berburu makanan ini jangan sampai berlebih-lebihan yang akhirnya tidak dapat dikonsumsi dan terbuang mubazir.

Istilah takjil sendiri bagi kalangan masyarakat diidentikkan dengan hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan. Padahal, kata Ta’jil itu sendiri menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya mempercepat atau menyegerakan (berbuka puasa). Namun, istilah ini berkembang dan popular di masyarakat menjadi hidangan berbuka puasa.

Menikmati santapan berbuka puasa juga harus memperhatikan kesehatan bagi tubuh kita sendiri. Untuk itu, perlu mengetahui menu apa saja yang baik atau tidak untuk berbuka puasa sehingga ibadah puasa tidak terganggu. Puasa seharian penuh tentu menghabiskan banyak energy sehingga perlu adanya asupan makanan seimbang mulai dari Karbohidrat, protein dan lemak.  Diutamakan mengkonsumsi makanan dengan serat yang tinggi agar pencernaan tetap sehat setelah berbuka puasa dan sebaiknya menghindari minuman kafein seperti kopi, teh dan soda.

Di Bulan ramadhan ini, tentunya pola makan akan berubah dari yang awalnya 3 kali sehari baik pagi, sore maupun malam menjadi dua kali sehari (sahur dan buka puasa). Hal ini menjadi perhatian penting agar kondisi tubuh tetap terjaga selama beraktivitas di bulan Ramadhan.

Berbukalah dengan yang manis.

Ungkapan tersebut sering sekali didengar pada saat menjelang waktu berbuka puasa dan merupakan tagline iklan sebuah produk minuman. Dalil yang sebenarnya adalah sebagai berikut :

Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhobbi radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamr (kurma kering). Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air itu mensucikan.” (Riwayat Imam Lima yakni Ibnu Majah, Abu Daud, An Nasai, Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim).

Kata manis ini mungkin diidentikkan dengan buah Kurma yang rasanya manis. Bukan makanan manis lain seperti Kolak ubi, kue2 manis, dan makanan manis lainnya yang malah menyebabkan lambung harus bekerja lebih keras lagi dalam mencerna makanan setelah berpuasa selama beberapa jam.

Mengkonsumsi makanan yang manis seperti kolak, kue2 manis tidak dilarang pada waktu berbuka puasa. Akan tetapi, dahulukan berbuka dengan buah Kurma dan meminum air putih. Setelah itu, barulah makanan manis lainnya dapat dinikmati sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Selain makanan, perlu diperhatikan minuman apa yang akan dikonsumsi sebelum berbuka puasa. Kebanyakan minuman yang dikonsumsi adalah Es sirup atau cendol agar kerongkongan yang terasa haus menjadi segar kembali. Namun apakah minuman tersebut baik untuk dijadikan minuman saat berbuka puasa ?

Menurut pakar Kesehatan Mochd. Aldis Ruslialdi dikutip dari Health and Nutrition Educator di Nutrifood agar menghindari mengkonsumsi sirup atau minuman kemasan pada saat berbuka puasa. Hal ini disebabkan kandungan gula yang cukup banyak didalam minuman sirup atau minuman kemasan sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak dikhawatirkan dapat berdampak kepada kesehatan tubuh seperti obesitas dan diabetes.

Kalau minuman manis seperti Sirup, cendol dan minuman kemasan kurang baik dikonsumsi pada saat berbuka puasa. Pertanyaannya : Minuman apa yang baik untuk dikonsumsi pada saat berbuka puasa ?

Minuman yang baik dikonsumsi pada saat berbuka puasa selain Air putih diantaranya air kelapa, infused water, jus buah segar, teh dan olahan Yoghurt.

Intinya ada 2 kriteria makanan dan minuman hidangan pembuka yaitu Halal dan Thayyib (baik).

Di bulan ini, kaum muslimin bagi yang mampu wajib menunaikan ibadah puasa sebulan penuh dengan tidak makan dan minum. Namun, ibadah puasa itu memiliki makna tidak hanya menahan lapar dan haus saja. Namun, juga menahan diri dari segala emosi baik amarah, nafsu syahwat dan kesedihan yang berlarut-larut.

Ingat.. Puasa itu bukan ajang balas dendam di kala berbuka puasa dengan melampiaskan rasa lapar dan haus dengan melahap beragam makanan dan minuman tanpa melihat dampak bagi kesehatan dan melupakan esensi dari nilai Puasa terkait “Pengendalian diri”.

Dalam islam diajarkan bahwa manusia diperintahkan makan dan minum sesuai dengan kebutuhannya dan tidak berlebih-lebihan sesuai dengan ayat al-Quran dan hadits berikut :
Allah berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan bahaya kekenyangan karena penuhnya perut dengan makanan, beliau berkata,
لان الشبع يثقل البدن، ويقسي القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف عن العبادة
“Kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.”

Di bulan yang penuh berkah ini, Hal paling penting yang harus diutamakan adalah dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan ibadah seperti Tadarus, Sholat Taraweh, perbanyak sedekah dan Muhasabah diri. Waktu sebulan penuh ini dapat dijadikan ajang menumbuhkan habit (kebiasaan) yang baik sehingga di luar bulan Ramadhan, Kegiatan2 ibadah itu tetap dilakukan secara konsisten.

Semoga tulisan ini dapat menjadi motivasi menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar