Kamis, 19 Juli 2018

Tema Tausiah : Pemuda Islam Zaman Now

By : Ust. Felix Siauw
Resumed by : Me



Hari ini mengikuti pengajian yang dibawakan oleh Ust. Felix Siauw dengan Judul “Pemuda Islam Zaman Now” di Mesjid Al-Barkah Jl. Lontar Atas Tanah Abang yang diselenggarakan pada tanggal 07 Juli 2018.
Jamaah yang mengikuti tausiyah cukup ramai baik dari Ikhwan dan Akhwat dengan mengambil tempat di jalan Lontar Atas Tanah Abang dengan membuat batasan sebelah kanan untuk Pria dan Sebelah Kiri untuk Wanita.
Awalnya dibawakan oleh Moderator Bapak Hardi dengan luwes diiringi dengan humor sehingga suasana cair dan dengan mengendorse buku-buku karangan ust. Felix Siauw. Tak lupa juga Moderator membawakan potongan ayat mengenai sedekah sambil kotak Infaq keliling Jamaah. Lalu acara dilanjutkan dengan bacaan Qur’an yang menyejukkan hati. Dan selanjutnya inti acara Oleh Ustadz Felix Siauw. Di sela acara, ada tausiyah dari seorang anak muda(gak tau namanya siapa).

Dari tausiyah yang dibawakan oleh Ust. Felix Siauw  kurang lebih dengan rincian berikut :
Pemuda itu memiliki peranan penting dalam dakwah. Dakwah itu dikatakan berhasil ketika proses pengkaderan berhasil. Siapa yang dikader ? Pemuda.. Karena Pemuda ini yang akan meneruskan perjuangan.

Mengutip Kisah Anak Muda, Muhammad Al Fatih boleh menjadi salah satu kebanggaan dan contoh bagi Pemuda. DI usianya yang ke 21 tahun, menaklukan kekaisaran turki usmani. Pada masanya Konstantinopel diganti menjadi Istanbul. Panglima perang Sultan Muhammad Al Fatih ini juga merupakan pakar di bidang ketentaraan, Sains, Matematika dan menguasai 6 bahasa pada usia 21 tahun.

Sultan Muhammad Al Fatih sejak baligh tidak pernah meninggalkan Sholat Wajib, Sholat Rawatib dan tahajud hingga meninggal dunia.
Banyak lagi kisah anak muda di Zaman Rasulullah yang bisa menjadi teladan bagi kita dalam menjalani kehidupan ini.
Di Negeri ini juga, Kemerdekaan itu juga tidak terlepas dari peran anak muda seperti Chaerul Saleh, Sukarni dan Wikan yang mendesak Sukarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa harus menunggu kemerdekaan itu sebagai hadiah.

Kenapa harus Pemuda ? karena semangatnya, antuasme dan Kemauannya belajar sangat dibutuhkan dalam dakwah. Hal ini sangat berbeda dengan Kaum tua yang sangat detil dan penuh perhitungan sehingga terkadang eksekusinya membutuhkan waktu yang agak lama.
Pemuda Zaman Now gak bisa dipisahkan dari gadget (gawai). Rela tidak mendengar asal kuota internet terisi. Terjadi pergeseran persepsi di era sekarang dengan era sebelumnya. Kalau pada era sekarang, paling TV itu ditonton paling lama 1 jam setiap hari, Beda kalau dulu bisa sampai 5 Jam. Di Era sekarang tontonannya di social media seperti youtube, facebook dan social media lainnya. Makanya banyak orang yang punya pemikiran bagus, namun tidak populer karena kemungkinan belum tersentuh social media.

Pengaruh Sosial media ini sangat hebat. Bisa dilihat kemenangan Barrack Obama yang merupakan Kulit hitam bisa memenangkan Pemilihan Presiden tahun 2008 di Amerika Serikat. Karena barrack Obama memanfaatkan Sosial media sebagai Media kampanye.
Begitu juga di Indonesia, Peran social media bisa meningkatkan pamor seseorang sehingga bisa menjadi pemimpin dengan melakukan update setiap kali melakukan pemantauan infrastruktur dsb.
Nah, untuk itu Dakwah itu juga dilakukan di social media sehingga Masyarakat tahu bahwa memang media yang tepat untuk saat ini bukan lagi Televisi tetapi di Sosial Media.

Pada perilaku anak muda juga mengalami pergeseran perilaku. Di era sebelumnya, kalau mau mendekati seorang wanita, malu-malu sambil mengirimkan surat yang diselipin ke dalam buku diary. Kalau sekarang dengan social media, kirim foto dan chat yang vulgar malah sudah dianggap hal yang biasa. Ini pergeseran perilaku yang berbahaya.

Wanita dan Pria itu berbeda sekali. Dimana kalau Wanita lebih emosional sedangkan Pria itu lebih rasional. Contoh sederhana saja, kalau belanja ke Pasar mau membeli ayam. Kalau Pria beli dan biasanya tidak menawar, dengan alasan klasik sih biasanya mending beli ketimbang potong sendiri, cabutin bulu sendiri, dsb. kalau Wanita malah menawar bisa setengah harga. Haha..
Dominasi Wanita di social media sangat kuat. Karena lebih bersifat emosional. Namun, dengan ada social media malah Pria udh seperti Wanita dengan emosionalnya. Liat saja di Facebook, update status “ Meratapi pagi ini dengan air serasa menyejukkan hati”, dsb…Bahasa anak sekarang Alay-alay gitu..

Kalau berbicara Superhero, Negara AS menjadi negara yang banyak mengeluarkan Film Superhero seperti Batman, Captain America, dsb.. Kenapa ??? Karena di AS merupakan negara mengerikan di dunia dengan informasi bahwa lebih dari 24 orang dalam 1 menit melaporkan perkosaan atau kekerasan seksual dan juga merupakan negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di Dunia. Film super hero itu adalah harapan negara AS agar aman dan damai.

Sama halnya dengan negara Korea dan Jepang. Negara korea ini populer diantarnya film-filmnya yang romantic. Pertanyaannya ? apakah sesuai dengan di film drama korea ? ternyata faktanya tidak. Penyebab kematian yang paling utama adalah bunuh diri, yang bisa disebabkan tekanan baik karir, popularitas, dsb. Pelaku bunuh diri malah umumnya berusia 10 – 30 tahun. Tidak heran jika Korea selatan mendapat julukan baru “Ibukota bunuh diri Internasional”. Film Drama korea yang ditonton ternyata merupakan sebuah harapan bagi bangsa korea agar tercipta suasana yang romantic.
Kembali ke pemuda tadi, peranan anak muda sebagai garda terdepan sangat penting. Kalau anak muda sudah tidak terlihat perannya. Lebih dari mayat, kalau mayat. Hidup tidak mendapat apa – apa, mati tidak mendapat apa – apa. Kalau pemuda hidup tidak berbuat apa – apa dan tidak mendapat apa –apa, malah menjelekkan orang lain, eh malah mendapat dosa.

Tanamkan dalam hati sebagai seorang pemuda, kalau Saya sebagai seorang Pemuda harus menjadi teladan bagi anak – anak saya terutama dalam mengajarkan kebaikan dan menyampaikan kebeneran. Jangan sampai anak kita malah malu dengan tingkah laku bapaknya kelak yang berbuat kejahatan.
Semoga Bermanfaat bagi Kita Semua

Terima kasih#Latepost
CMIIW
Baca Selengkapnya >>>

Senin, 09 Juli 2018

Trade War "Trump" & UMKM

“Rupiah ditutup pada sesi perdagangan Jumat 06 juli 2018 pada level Rp 14.409,-“ mengutip pada laman website Bank Indonesia www.bi.go.id.
Hal ini menjadi pertanyaan seorang teman “Mungkin nggak Bro, Kurs Dollar terhadap Rupiah menembus di angka Rp 15.000,- dan ada tidak hubungannya dengan perang Dagang Trump ???”.
Rasanya kita baru saja dihadapkan pada tembusnya harga dollar di angka  Rp 14.000,- tepatnya pada hari Rabu, 09 Mei 2018 di angka Rp 14.080,-. Sebelum terjadi pelemahan ini, sempat terjadi perdebatan dari beberapa ahli ekonomi yang menyebutkan bahwa Kurs Dollar terhadap Rupiah tidak akan tembus pada angka Rp 14.000,- Namun, ada lagi yang menyebutkan bahwa Mata Uang Negeri Paman Sam tersebut akan tembus pada angka Rp 14.000,-.”
Faktanya, keperkasaan sang mata uang Garuda semakin melemah hingga menyentuh di angka Rp 14.409,- Kondisi yang terjadi ini menimbulkan kegalauan bagi Pengusaha dan tentunya dapat berdampak terhadap UMKM. Kita tentu tahu bahwa negara Indonesia saat ini masih mengimpor barang berupa daging Sapi, apel, anggur, Gula, Kacang kedelai, Susu bubuk, Beras, termasuk Minyak mentah.
Imbasnya, Masyarakat harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan satuan barang dengan kuantitas yang sama akibat kenaikan harga dollar ini. Seperti diketahui, bahwa negara AS sendiri merupakan negara yang besar dan kuat baik di bidang ekonomi, politik dan militernya. Sehingga negara ini dijuluki negara “super power”. Pengaruhnya terhadap negara lain juga cukup besar dan menimbulkan analogi “kalau negara AS ini bersin saja, maka negara lain bisa terkena demam”.
Akhir-akhir ini, Berbagai media baik media cetak dan media elektronik memberitakan mengenai perang dagang “Trump”. Hal ini dimulai dengan kebijakan pemerintah AS memberlakukan tariff impor pada produk baja sebesar 25% dan aluminium sebesar 10%. Secara perhitungan, nilainya mencapai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 826 triliun.

Mengutip dari berbagai sumber bahwa Perang dagang itu sendiri merupakan sebuah kebijakan yang diambil oleh Pemerintah untuk mengurangi persaingan impor melalui pengenaan tariff, kuota jumlah barang yang diimpor dan hambatan lainnya dengan tujuan agar produk dalam negerinya laku dan menang di pasar.
Perang dagang AS ini bukan yang pertama sekali diterapkan. Pada tahun 1930, AS pernah memberlakukan kebijakan tariff terhadap produk dari Pabrik negara lain, mulanya disebabkan Produk AS sendiri yang kalah bersaing dengan produk dari negara lain.
Kemudian, Pada tahun 1980 juga terjadi perang dagang antara AS dengan Jepang. Hal ini disebabkan produk mobil dan baja yang laku keras di negara AS sehingga pabrik-pabrik baja AS banyak yang ditutup.
Ternyata kebijakan tariff yang diambil Paman Sam ini tidak berjalan mulus, malah menuai kritik dari beberapa negara Uni eropa, India, Kanada dan Meksiko. Bahkan, memberikan ancaman balik dengan memberlakukan tariff yang sama terhadap barang impor dari AS.

Pengaruh terhadap Indonesia
Kalau ditanya apakah perang dagang AS ini berpengaruh terhadap Indonesia ? Jelas berpengaruh. Sebelumnya, Menteri perdagangan Enggartiasto Lukito menyebutkan “adanya ancaman perang dagang AS terhadap 124 produk asal Indonesia.” Komentar ini dapat menimbulkan kepanikan para pengusaha dan investor dan dampaknya terhadap nilai tukar Rupiah semakin melemah.
Di sisi lain, Ekonom Drajad Wibowo berkomentar lain bahwa AS tidak level jika perang dagang dengan Indonesi. Jika dilihat dari sisi impor saja, maka nilai Impor AS terhadap produk Indonesia relative sangat kecil hanya sebesar US$ 19.6 Miliar pada tahun 2015. Nilai impor Indonesia jika dibandingkan negara lain, Nilainya sama dengan 4.1% Impor dari China, 6.6% impor dari Kanada atau Meksiko, 14.3% Impor dari Jepang dan 16.7% dibandingkan impor dari Jerman.
Namun, pengaruhnya terhadap Indonesia tidak terasa secara langsung. Mengingat Negara China mengimpor bahan baku dari Indonesia dan diekspor ke AS. Jika kebijakan AS terhadap produk China diberlakukan tariff maka bahan baku dari Indonesia yang diekspor ke China juga akan mengalami penurunan. Para eksportir bahan baku Indonesia ini akan mengalami penurunan volume penjualan dan akan mengganggu keuangan perusahaan Indonesia. Jika berdampak lama, ditakutkan hal ini dapat berdampak pada pengurangan Karyawan (PHK).
Larinya dana-dana asing ke luar Indonesia dan tindakan spekulasi terhadap mata uang Dollar AS juga dapat melemahkan nilai mata uang Garuda terhadap Dollar AS. Efeknya dapat menimbulkan harga produk di dalam negeri meningkat juga. Hal ini patut diwaspadai oleh Pemerintah dengan segera memberikan obat penawar dalam meredam kondisi yang sedang terjadi.

Jangan lupakan Produk Indonesia
Tidak ada salahnya melihat sejenak ke belakang tepatnya tahun 1998, pada saat terjadi krisis moneter yang menimpa Indonesia. Pada saat itu, perusahaan besar banyak yang kolaps, UMKM malah bertahan dan tahan banting.
Peranan UMKM ini dapat dilihat dari data BPS tahun 2007, Terdapat 49.8 juta atau 99.99% unit usaha yang ada di Indonesia. UMKM malah dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 91.8 juta atau 97.3%  dan memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp 2.121,3 Triliun atau 53.6%. Untuk itu, UMKM perlu menjadi focus perhatian utama di Indonesia.
Kebanggan masyarakat menggunakan produk luar negeri tentunya dapat berdampak kurang baik terhadap perekonomian. Di kehidupan sehari- hari saja, anak – anak muda dengan bangganya menggunakan sepatu buatan Jerman merk “adidas”. Hal ini sama dengan memberikan keuntungan kepada perusahaan Jerman tersebut dan keuntungannya dibawa ke luar negeri sehingga dapat menyebabkan dana dari dalam negeri lari ke luar negeri. Ini dapat menjadi contoh kecil yang menyebabkan Rupiah melemah.  Padahal, Sepatu Sport merk Indonesia sendiri tidak kalah kualitasnya seperti Specs, TomKins, Piero, League dan Precise.
Tidak ada salahnya juga sebagai masyarakat agar berpartisipasi aktif dan tidak gengsi dengan menggunakan produk-produk dalam negeri. Sepatu “Bunut” buatan Kisaran, kabupaten Asahan tidak kalah kualitasnya dengan sepatu merk Buccheri buatan italia.
Tidak ada salahnya juga menggunakan Handphone dengan Merk “Polytron” yang merupakan produk Indonesia, dan tidak kalah kualitasnya dibandingkan dengan Handphone merk Samsung Buatan Korea.

Bussiness Strategic Partner : Bank & UMKM
Dunia UMKM tidak bisa dipisahkan dari eksistensi peranan Bank. Ibarat dua sisi mata uang yang saling membutuhkan. UMKM membutuhkan modal untuk meningkatkan aktivitas usahanya, begitu juga dengan Bank yang membutuhkan UMKM agar aktif bertransaksi melalui Bank melalui fasilitas pinjaman, simpanan dan layanan Bank lainnya.
Bank yang Pro UMKM perlu dikuatkan peranannya agar UMKM bisa naik kelas. Yang awalnya usaha mikro dapat berkembang menjadi usaha kecil, yang awalnya usaha kecil dapat berkembang menjadi usaha menengah, dan yang awalnya usaha menengah dapat berkembang menjadi usaha yang besar.
Selain itu, peran Bank juga dapat ditingkatkan menjadi partner bagi UMKM, tidak hanya dalam hubungan simpanan dan pinjaman. Akan tetapi, memberikan pembinaan bahkan menjadi perantara dalam memperkenalkan produk – produk UMKM sampai ke luar daerah.
Dengan pembinaan dan kerjasama yang baik ini, diharapkan dapat menjadikan produk dalam negeri tidak hanya laku di pasar domestic atau “jago kandang”. Akan tetapi, bisa menjadi kebanggaan bagi Indonesia.
Sehingga generasi penerus di Indonesia akan bangga dan suatu saat mengatakan begini :” itu Produk Negara ku, Negara Indonesia. Aku Cinta produk-produk Indonesia”
Baca Selengkapnya >>>

Jumat, 06 Juli 2018

Pilkada dan Piala Dunia : Sportifitas Numero Uno

Sebelum diadakan hajatan besar Piala dunia Sepakbola, ada seorang teman nanya begini  : “Bro, Tim dari Negara mana yang menjadi Favorit Juara Piala dunia ?”..

Waktu itu saya jawab “ Kalau tidak Argentina,bisa juga Spanyol”


Eh setelah dilaksanakan pertandingan, Argentina harus kandas di babak penyisihan 16 besar dengan hasil kalah dari Prancis 3-4, di laga pembuka Argentina ditahan imbang oleh Islandia 1-1 dan kalah dari Kroasia 0-3.

Hal yang sama juga dialami oleh Tim besar Spanyol yang kalah adu pinalti dengan Rusia di babak 16 besar.

Yang lebih menyedihkan lagi, Tim Jerman yang kalah di laga pertama penyisihan, diluar dugaan semua orang. Tim yang dianggap stabil dan selalu masuk ke dalam Semifinal Piala Dunia. Akhirnya di laga pertama dikalahkan oleh Mexico 0-1 dan korsel 0-2.

Piala dunia merupakan Pesta sepakbola terbesar dan bergengsi di Dunia, yang dilaksanakan setiap 4 tahun sekali. Kali ini Tuan rumah yang ditunjuk adalah Negara Rusia yang dimulai pada 14 Juni sd 15 Juli 2018 dan diikuti oleh 32 Negara (termasuk tuan rumah rusia yang otomatis lolos).

Di penyisihan ini terjadi kejutan-kejutan yang tidak diduga sebelumnya oleh para penonton dan fanatic sepakbola. Negara seperti Italia dan Belanda yang sebelumnya menjadi Peserta favorit di Piala dunia. Sekarang malah tidak lolos menjadi peserta Piala Dunia.

Surprise Pilkada
Sambil menikmati hidangan ubi goreng dengan Kopi hangat. Di waktu yang sama, kita dihadapkan dengan tontonan yang tidak kalah seru baik dari media cetak maupun media elektronik. Tontonan Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang diadakan secara serentak pada tanggal 27 Juni 2018 di 171 daerah (17 Provinsi, 39 Kota dan 115 Kabupaten) dalam rangka memilih pemimpin yang diharapkan bisa memajukan daerahnya masing-masing.

Melihat 2 Event (hajatan) besar ini, ada persamaan yaitu Masing-masing memiliki kandidat Favorit (jagoan) dan ada persiapan yang dilakukan habis-habisan sebelum dilakukan pertandingan atau pemilihan ini.

Piala dunia masih berlanjut,  namun Pilkada sudah berakhir. Kedua-duanya masih menunggu hasil akhir siapa yang menjadi Champion atau Juara pertandingan ini.

Piala dunia diikuti oleh berbagai negara dari benua yang berbeda baik itu negara muslim ataupun non muslim, baik itu dari negara barat atau negara timur. Hal ini bisa menjadikan bahwa Sepakbola ini bisa membawa pesan perdamaian bagi negara-negara lain karena berkumpulnya negara-negara dari benua yang berbeda untuk saling mengenal fisik, pakaian dan kultur. Namun, masih ada negara lain yang diserang dengan senjata canggih dan rakyat-rakyatnya dibantai.

Menang kalah dalam pertandingan memang hal yang utama hingga menjadi juara. Namun, Hal ini lantas tidak membuat para peserta yang berlaga atau penonton menjadi anarkis hingga merugikan negara lain. 2 x 45 menit pertandingan di lapangan hijau bisa menjadi momen penting dan pembawa pesan perdamaian agar serangan yang dilakukan terhadap negara lain dihentikan. Selebrasi yang dilakukan pemain yang bertanding sambal bersujud atau berdoa setidaknya menjadi pengingat bahwa “Perdamaian itu menjadi Kebutuhan pokok bagi semua orang”.

Hal ini juga terjadi pada Pilkada di Indonesia. Tanggal 27 Juni 2018, menjadi momen penting yang menentukan ke arah mana pembangungan daerah akan dibawa. Masing – masing daerah diikuti oleh beberapa kandidat yang bertanding, dan setiap orang juga sudah memiliki kandidat favorit yang diunggulkan.

Kampanye yang dilakukan oleh partai pengusung kandidat Pemimpin Daerah tersebut tentu ada menimbulkan perbedaan pendapat. Pilihan seseorang pada calon A belum tentu sama dengan pilihan orang lain yang mungkin memilih Calon B. Tentu, kita sepakat bahwa Memilih Pemimpin itu harus yang amanah, mengerti daerah dan permasalahan yang terjadi di daerahnya.

Selama kampanye dilaksanakan, Ormas – ormas yang ada mulai dilakukan pelantikan lagi. Mungkin menjadi salah satu bagian dari pergerakan masa untuk mendapat suara. Suara anak muda atau mereka yang baru mendapatkan hak suara menjadi salah satu target utama.

Saling Sindir melalui meme di social media, spanduk dan brosur kerap mewarnai panasnya suasana sebelum dilaksanakan Pilkada ini. Bahkan perbedaan pendapat ini kerap terjadi antar sesama teman sekolah bahkan juga terjadi sesama teman kantor. Malahan ada karena status seseorang di social media akhirnya berujung ke pengadilan karena dianggap pencemaran nama baik. Silahkan berpendapat tetapi tidak menghujat. Bahkan memutus tali silaturrahmi. 

Silahkan yang Islam memilih Pemimpin Muslim, Non Muslim juga sebaliknya. Sah – sah saja. Yang dilarang adalah memaksa seseorang untuk memilih “kandidat tertentu”.

Pilkada ini merupakan momen penting juga dalam membawa pesan perdamaian. Pemilih datang ke TPS untuk berpartisipasi aktif memilih kandidat favoritnya. Panitia TPS memberi arahan dalam mencoblos kertas tanpa membeda - bedakan ras, agama dan suku si Pemilih.

Pilkada telah selesai dilakukan. Hasil Quick Count yang dilakukan oleh berbagai Lembaga Survei menimbulkan surprise bagi banyak orang. Petahana (yang sedang menjabat) yang juga diunggulkan malah kalah dalam hasil Quick Count sementara tersebut. Hasil akhir tetap menunggu hasil pengumuman resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum).

Tentu masyarakat ada yang senang dan kecewa melihat hasil ini. kekecewaan yang ada tidak berujung pada tindakan anarkis. Akan tetapi, Yang diperlukan adalah memberikan support kepada para pemenang dan tak lupa memberikan doa agar pemimpin yang terpilih nanti bisa bertugas dengan baik.

Bagi para pemimpin daerah yang terpilih ke depannya juga tidak hanya mementingkan daerah yang menjadi kantong suaranya. Akan tetapi, tetap menjalankan pembangunan secara merata. Tidak juga saling menyalahkan pemimpin daerah sebelumnya. Tugas para pemimpin yang terpilih membenahi dan memberikan karya nyata kepada Masyarakat.

Keep Silaturrahmi
Mengutip Quote dari Nelson Mandela "Real leaders must be ready to sacrifice all for the freedom of their people."..

Kutipan diatas mengingatkan kepada para Pemimpin bahwa Pemimpin yang sesuangguhnya itu adalah Pemimpin yang siap berkorban demi kebebasan orang lain atau rakyat yang dipimpinnya. Bukan malah mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
Kebebasan disini harus bukan berarti kebebasan yang tanpa aturan, misal : Demo (orasi) tapi mengganggu ketertiban umum. Kebebasan yang dimaksud seperti Kebebasan Finansial, dimana masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan dalam menikmati layanan kesehatan ketika keluarganya sedang sakit, masyarakat bisa menikmati fasilitas pendidikan dan juga masyarakat bisa mendapatkan lapangan pekerjaan.

Waktu untuk keluarga yang semakin berkurang karena sekarang focus membangun daerah demi rakyatnya, tenaga yang lebih banyak lagi untuk meninjau perkembangan infrastruktur, jam tidur yang semakin berkurang karena tugas yang semakin bertambah menjadi pengorbanan yang harus dilakukan. Namun, hasilnya akan berbuah manis kepada pemimpin yang amanah dan mengutamakan kepentingan rakyat dari doa-doa rakyat yang nantinya akan diberikan keberkahan dan kemajuan bagi daerah yang dipimpin. Aaminn.

Pilkada boleh berakhir, Namun silaturahmi tidak boleh berakhir. Sportifitas tetap numero Uno.
Semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya >>>