Minggu, 27 Agustus 2017

Melek FInansial


 If you fail to plan, you are planning to fail Quotes dari Benyamin Franklin .

Ungkapan diatas bisa menjadi pengingat bagi kita bahwa pentingnya melaksanakan sesuatu dengan rencana, “jika gagal merencakan, itu sama dengan anda merencanakan kegagalan anda sendiri.
Merencanakan keuangan (financial planning) menjadi suatu keharusan bagi anda yang mau mandiri secara finansial.

Hasil survei dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap sektor keuangan mengalami peningkatan sebesar 29%.
Dari hasil ini, kita bisa tahu, masih banyak masyarakat yang belum melek secara financial sehingga perlu adanya sosialisasi dengan frekuensi lebih banyak.
 

Apa itu melek finansial  ?

Melek finansial itu adalah memahami konsep dasar keuangan dasar seperti investasi, produk simpanan, dana pensiun, inflasi, kredit, dana pensiun dan hal-hal lain dan tujuannya agar alokasi keuangan itu terkontrol, bisa membaca peluang terhadap produk keuangan yang ada dan bisa mengambil keputusan terhadap peluang yang ada.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sekali tidak menyadari bahwa pengeluaran kita sering lebih besar dari pemasukan (sumber penghasilan) atua dengan kata lain “lost monitoring(kehilangan kendali). Beli ini eh beli itu tanpa ada rencana.. eh tau tau.. penghasilan atau gaji yang kita peroleh hanya tinggal ekstraknya saja (sisa nya saja). Sementara yang menjadi prioritas sering sekali terbengkalai.

3 poin ini bisa dijadikan acuan sebagai kontrol terhadap keuangan kita sehari-hari :

1.      Kepengen versus Kebutuhan

Hari libur merupakan hari yang sangat dinanti bagi pasangan atau keluarga untuk menikmati waktu santai dan melakukan refreshing. Tempat tujuannya tentu berbeda-beda. Ada yang ke pantai, ada yang ke kebun atau ke mall.

Mall menjadi tempat yang populer untuk menikmati weekend bersama keluarga. Tapi, hati-hati dengan weekend yang dilakukan bisa menjadi kenikmatan atau malah merusak, hehe.. maksudnya merusak kantong..

Awalnya hanya pengen makan siang saja di Bakso Cak Man atau Es Teller. Eh.. begitu sampai di mall tujuan..hmmm…. melihat kaos bermerk Levi’s, sepatu converse, jam tangan Expedition,.. jadi “pengen”

Dan dengan sekejap, kepengen ini kepengen itu (seolah-olah) berubah menjadi kebutuhan.
“sepatu aku sedikit memudar warnanya kayaknya perlu beli yang baru ini”. Padahal sepatu yang ada masih layak digunakan.

Dan akhirnya terbelilah, sepatu baru tersebut dan begitu sampai di rumah yang terjadi hanya penyesalan. Why ?? uang yang digunakan untuk membeli sepatu tadi seharusnya bisa untuk hal lain yang lebih penting. 


Tanggal
Keterangan
Nominal (Rp)
05/08/2017
Kuli DI Bank
2,000,000


Total Penghasilan

2,000,000





Baju
   200,000


Celana
   200,000


Jam
   400,000


Total Pembelian

800,000
Saldo
    1,200,000

Noted :
Untuk itu, selalu membuat list (daftar) apa saja yang akan dibeli ke tempat tujuan sehingga bisa diantisipasi “lapar mata” tadi.  Hal ini menjadi merepotkan bagi yang belum pernah melakukan. Jangan sampai weekend anda menjadi “weekend kelabu”



2.      Atur Alokasi  Keuangan

Penghasilan yang kita terima memiliki pos-pos tersendiri. Hal ini bertujuan agar penghasilan tersebut dibelanjakan kemana saja dan untuk hal-hal yang benar-benar penting bukan karena “kepengen” dan yang terpenting konsisten dan disiplin terhadap “alokasi yang sudah kita buat”. 
 


3.    Evaluasi keuangan sebelum tidur


Setelah seharian melaksanaan weekend, tentu ada rasa senang bisa meninkmati refreshing dengan kongkow-kongkow, menikmati kuliner di resto, beli pakaian atau beli yang lain. Sebelum tidur, ayok sejenak kita check keuangan kita. Bagaimana kondisi keuangan kita ? dalam kondisi aman, kondisi batuk-batuk atau dalam kondisi sekarat??
Lakukan evaluasi secara rutin, smoga semakin baik lagi hasilnya..

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar