Rabu, 06 Desember 2017

Memaknai Kurs Siang ini

Hadehh… gak absen deh hari ini..
Kartu ATM hilang lagi, padahal kemarin malam masih ada di kantong.. sudah hilang aja. Kesal bin emosi..

Terpaksa deh harus mengajukan permohonan presensi manual.. Gak ikhlas banget gaji harus dipotong.. Masih ikhlas lagi kalau gaji dipotong untuk sedekah kepada kaum dhuafa..

Lumayan sih di hari selasa ini antrian gak begitu lama.  Mungkin karena bukan hari senin atau hari jum’at yang biasanya harus mengantri lama. Ya pelajaran yang harus diambil kali ini, niatkan dalam hati kalau memiliki sesuatu itu setelah digunakan ya harus disimpan, jangan diletakkan secara asal. Alhasil, bisa terselip bahkan hilang.

Sambil menunggu antrian dan mendengarkan lantunan lagu ebiet G. Ade, terpampang bahwa kurs USD untuk Kurs Jual Rp. 13.576 dan Kurs Beli Rp. 13.476 pada tanggal 05 Desember 2017 Pukul 
13:07 WIB.
Bagi yang sering ke Money changer atau bertransaksi dengan mata uang asing, tentu bukan kata yang asing.
Kurs atau Nilai tukar merupakan Nilai suatu mata uang dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain.
Kurs itu ada 3 yaitu Kurs Beli, Kurs Jual dan Kurs tengah. Melihatnya itu dari sudut pandang Bank atau Money Changer.
Kurs Jual USD Rp 13.576, itu sama dengan Bank Menjual 1 USD dengan nilai rupiah Rp 13.576,-
Kurs Beli Rp 13.476,- itu sama dengan Bank atau Money Changer membeli 1 USD dengan nilai rupiah Rp 13.476,-.
Kalau Kurs tengah itu merupakan Jumlah Kurs Jual dan Kurs Beli dibagi 2..
Contoh : Kurs Jual Rp 13.576, Kurs Beli Rp 13.476 jadi Kurs tengah = (13.576 + 13.476 ) /2 = Rp. 13.526,-

Kurs atau nilai tukar ini selalu mengalami fluktuasi terkait permintaan dan penawaran pasar. Semakin tinggi permintaan mata uang, maka harga mata uang itu menjadi mahal dan sebaliknya, Semakin rendah permintaan mata uang, maka harga mata uang itu menjadi menurun.
Indonesia sempat mengalami titik tertinggi pada bulan Juni 1998 Rp. 16.650,- per Dollar AS dan pada tahun 1991 Rp 1.977,- per Dollar AS.

Andaikan waktu itu punya 1000 USD dengan Kurs Beli Rp. 1.977,- berarti Cuma mengeluarkan uang Rp 1.977.000,- dan aku tahan sampai tahun 1998 dan menjualnya maka menerima Rp 16.650.000,- maka selisih keuntungan sebesar Rp. 14.673.000,-

Sekarang Kurs bertengger di angka Rp 13.000-an,, apa dampaknya terhadap keadaan ekonomi ?
Ingat, beras, jagung, garam dan buah, kita masih impor.. bayangkan saja kalau harga US Dollar naik, apa yang terjadi ? Ya. Kita harus mengeluarkan rupiah lebih banyak lagi untuk mendapatkan barang yang diimpor tersebut. Ya artinya harga barang di dalam negeri akan naik.

Bagi Dunia usaha, bahan baku yang impor tersebut akan menaikkan harga jual barang, dan ditakutkan akan memberatkan bagi pembeli sehingga omset pelaku usaha akan menurun juga. Hmm… imbasnya ke pekerja.. omset menurun, ujung-ujungnya pengurangan karyawan..

Antrian F057…. Hmm ternyata sudah giliran untuk maju ke Customer Service.
Semoga Bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar