“If you
fail to plan, you are planning to fail” Quotes dari Benyamin Franklin .
Ungkapan diatas bisa menjadi
pengingat bagi kita bahwa pentingnya melaksanakan sesuatu dengan rencana, “jika
gagal merencakan, itu sama dengan anda merencanakan kegagalan anda sendiri.
Merencanakan keuangan (financial
planning) menjadi suatu keharusan bagi anda yang mau mandiri secara finansial.
Hasil survei dari OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap
sektor keuangan mengalami peningkatan sebesar 29%.
Dari hasil ini, kita bisa tahu,
masih banyak masyarakat yang belum melek secara financial sehingga perlu adanya
sosialisasi dengan frekuensi lebih banyak.
Apa itu melek finansial ?
Melek finansial itu adalah
memahami konsep dasar keuangan dasar seperti investasi, produk simpanan, dana pensiun,
inflasi, kredit, dana pensiun dan hal-hal lain dan tujuannya agar alokasi
keuangan itu terkontrol, bisa membaca peluang terhadap produk keuangan yang ada
dan bisa mengambil keputusan terhadap peluang yang ada.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering sekali tidak menyadari bahwa pengeluaran kita sering lebih besar dari pemasukan
(sumber penghasilan) atua dengan kata lain “lost
monitoring(kehilangan kendali). Beli ini eh beli itu tanpa ada rencana.. eh
tau tau.. penghasilan atau gaji yang kita peroleh hanya tinggal ekstraknya saja (sisa
nya saja). Sementara yang menjadi prioritas sering sekali terbengkalai.
3 poin ini bisa dijadikan acuan
sebagai kontrol terhadap keuangan kita sehari-hari :
1. Kepengen versus Kebutuhan
Hari libur
merupakan hari yang sangat dinanti bagi pasangan atau keluarga untuk menikmati
waktu santai dan melakukan refreshing. Tempat tujuannya tentu berbeda-beda. Ada
yang ke pantai, ada yang ke kebun atau ke mall.
Mall menjadi
tempat yang populer untuk menikmati weekend bersama keluarga. Tapi, hati-hati
dengan weekend yang dilakukan bisa menjadi kenikmatan atau malah merusak,
hehe.. maksudnya merusak kantong..
Awalnya hanya
pengen makan siang saja di Bakso Cak Man atau Es Teller. Eh.. begitu sampai di
mall tujuan..hmmm…. melihat kaos bermerk Levi’s, sepatu converse, jam tangan Expedition,..
jadi “pengen”
Dan dengan
sekejap, kepengen ini kepengen itu (seolah-olah) berubah menjadi kebutuhan.
“sepatu aku
sedikit memudar warnanya kayaknya perlu beli yang baru ini”. Padahal sepatu
yang ada masih layak digunakan.
Dan akhirnya
terbelilah, sepatu baru tersebut dan begitu sampai di rumah yang terjadi hanya
penyesalan. Why ?? uang yang digunakan untuk membeli sepatu tadi seharusnya
bisa untuk hal lain yang lebih penting.
Tanggal
|
Keterangan
|
Nominal
(Rp)
|
|
05/08/2017
|
Kuli DI
Bank
|
2,000,000
|
|
Total Penghasilan
|
2,000,000
|
||
Baju
|
200,000
|
||
Celana
|
200,000
|
||
Jam
|
400,000
|
||
Total Pembelian
|
800,000
|
||
Saldo
|
1,200,000
|
Noted :
Untuk itu, selalu membuat list (daftar) apa saja yang akan dibeli ke
tempat tujuan sehingga bisa diantisipasi “lapar mata” tadi. Hal ini menjadi merepotkan bagi yang belum
pernah melakukan. Jangan sampai weekend anda menjadi “weekend kelabu”
2. Atur Alokasi Keuangan
Penghasilan yang kita terima memiliki pos-pos
tersendiri. Hal ini bertujuan agar penghasilan tersebut dibelanjakan kemana
saja dan untuk hal-hal yang benar-benar penting bukan karena “kepengen” dan
yang terpenting konsisten dan disiplin terhadap “alokasi yang sudah kita buat”.
3. Evaluasi keuangan sebelum tidur
Setelah seharian
melaksanaan weekend, tentu ada rasa senang bisa meninkmati refreshing dengan
kongkow-kongkow, menikmati kuliner di resto, beli pakaian atau beli yang lain. Sebelum
tidur, ayok sejenak kita check keuangan kita. Bagaimana kondisi keuangan kita ?
dalam kondisi aman, kondisi batuk-batuk atau dalam kondisi sekarat??
Lakukan
evaluasi secara rutin, smoga semakin baik lagi hasilnya..