(09 Juli 2019 sd 11 Juli 2019)
Baca Selengkapnya >>>
Day 1 (09 Juli 2019)
Waktu menunjukkan pukul 03:00
WIB, Cuaca pagi yang menyejukkan dengan Jadwal keberangkatan menuju Tanjung Pandan-Belitung pada Pukul
06.00 WIB. Kunjungan kali ini dalam rangka penilaian kelayakan kerjasama dengan
Pihak Vendor terkait legalitas dan kesiapannya Baik infrastruktur maupun Sumber
daya Manusia (SDM) untuk memastikan operasionalnya sudah berjalan sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK).
Dengan tidur yang hanya 3 jam,
Aku bergegas memesan Go Car dari Kosanku di Kalibata City menuju Bandara
Soekarno Hatta. Lapar dan ngantuk menjadi pelengkap perjalananku menuju
Bandara. Namun, 45 menit perjalanan tak terasa dilengkapi obrolan asik dengan
Bapak Driver yang bercerita banyak mengenai kehidupan keluarga dan karirnya
sehingga perjalanan ini menjadi beda dan ada suntikan motivasi pagi buatku.
Obrolan mulai dari anaknya yang
sedang mengikuti tahap tes masuk sekolah Dinas Imigrasi, pengalaman keluar
negeri dan pengalaman bekerja di sebuah perusahaan trading pasar uang dan pasar
modal.
Dari obrolan ini, ada banyak hal
menarik yang dapat dijadikan nilai positif, yaitu mengenai pengalaman sang
Bapak yang merantau seorang diri dari Palembang ke Jakarta untuk mendapatkan
sebuah pekerjaan hingga bisa memiliki asset berupa apartemen, tempat tinggal, kendaraan
pribadi dan yang paing penting telah berhasil menyekolahkan anaknya hingga
selesai pendidikan Kuliah.
Dengan usia sang Bapak yang sudah
diatas 50 tahun masih semangat dalam memanfaatkan waktu, menjadi sebuah
renungan tersendiri buatku bahwa saya juga harus bersemangat dalam memanfaatkan
waktu sehingga waktu yang dimiliki benar-benar digunakan untuk hal-hal yang positif
dan memberikan nilai (value) buatku.
Akhirnya sampai juga di Bandara
Soekarno Hatta Pada pukul 03:45 WIB tepatnya terminal 2D. Boarding time yang tercantum di ticket pada Pukul 05:30 WIB
sehingga masih ada waktu untuk santai sejenak sambil menunggu datangnya waktu
sholat Subuh di Pukul 04:43 WIB. Sembari menunggu dan mengamati para penumpang
yang hilir mudik melihat boarding pass
mereka dengan beragam sikap, ada yang tergesa-gesa, ada yang nyantai dan ada
juga dengan ekspresi bingung pada saat melihat boarding pass nya.
Tepat memasuki waktu sholat subuh
di Musholla Bandara Soetta terminal 2, Aku bergegas mengambil air wudhu.
Segarnya air membalur seluruh wajah memberikan kesegaran dan memberikan efek
semangat. Ganbatte!!!!. Tak henti sehabis sholat, kupanjatkan syukur
yang tak terhingga kepada sang pemiliki alam semesta ini, Allah SWT atas nikmat
dan karunia yang telah diberikan kepada ku.
Waktu menunjukkan Pukul 05:30
WIB, sudah saatnya boarding menuju pesawat Sriwijaya yang aku tumpangi. selama
penerbangan, mata ini terasa 5 watt dan plek... aku tertidur selama di
perjalanan.
1 jam istirahat selama
penerbangan rasanya cukup untuk memberikan semangat Worktrip ini..
Tepat Pukul 07.00 WIB, tiba juga
di Bandara Handjoeddin tanjung Pandan dan bergegas menuju tempat pengambilan
bagasi. Menunggu bagasi kurang lebih selama 10 menit dan mencari sarapan di
Warkop Ake dengan menu makanan pilihan Mie Belitung yang merupakan ciri khas .
Mie Belitung
Mie belitung ini disajikan diatas
daun Simpor dengan rasa yang khas di lidah. Patut dicoba bagi rekan-rekan yang
akan berwisata ke Belitung ini. Mie Belitung ini adalah mie kuning yang
disiram kuah uang ditaburi bakwan udang, irisan timun, potongan kerang rebus,
emping melinjo dan taoge dengan rasa yang khas dan enak membuat mie ini menjadi
salah satu andalan kuliner Bumi Belitung.
Menikmati Mie Belitung ini di
Warung Kopi Ake yang merupakan tempat ngopi paling tua di Belitung. Menurut
beberapa sumber, Warung Kopi Ake sudah ada sejak tahun 1922 yang berlokasi di ruko
dekat dengan monumen Batu Satam. Suasana di Warung kopi ini cukup bersih dan
rapi dengan lokasi di pusat kota Tanjung Pandan. Warungnya Cuma satu ruko
dengan tempat duduknya sampe ke luar gitu.
Setelah selesai Sarapan, kami pun
meluncur menuju Penginapan yang telah dipesan yaitu di Hotel BWInn. Pada saat tiba di penginapan,
ternyata waktu check in nya pukul 12.00
WIB dan masih harus menunggu kurang lebih selama 4 Jam.
Karena tidak mau menyia-nyiakan
waktu kunjungan.. Kami pun segera meluncur ke KANTOR CABANG dan Kantor layanan
yang sudah ditentukan. Penilaian kelayakan mulai dari proses penggalian
informasi, pengecekan kelayanan,legalitasnya dan kesiapan Pihak Vendor pun kami
lakukan selama kurang lebih 6 Jam.
Rumah Makan Berage
Setelah penilaian tadi, Kami menuju
Rumah Makan Berage Rumah Makan Otentik Belitong yang berlokasi di Jalan Raya
Sijuk No 31 Air Merbau untuk melanjutkan santapan kuliner siang ini dengan menu
makanan pindang dan seafood lainnya. Salah satu yang dapat dicicipi adalah
Gangan yaitu Sup
ikan yang berisi perpaduan antara kunyit, asam nanas dan
pedasnya kuah kuning.
Setelah selesai menikmati
santapan ini, Kami segera check in ke
Hotel BW Inn Belitung. Lokasinya yang strategis dapat menjadi pertimbangan
sebagai tempat penginapan bagi wisawatan yang akan berkunjung ke Pulau Belitung
ini.
Sekilas Info mengenai Belitung
Sebagai informasi Pulau Belitung
atau Belitong berada dibawah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan merupakan
provinsi ke 31 di Indonesia. Pulau Belitung ini dibagi menjadi 2 Kabupaten
yaitu kabupaten Belitung yang beribukota di Tanjung Pandan dan Belitung Timur
beribukota di Manggar. Pulau ini terkenal dengan lada putih dan bahan galian
tambang timah putih, pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin) dan granit.
Penduduknya sebagian besar
tinggal di kawasan pesisir pantai dengan hasil ikan laut dan olahannya. Suku di Pulau belitung adalah Suku Melayu
dengan tutur dialek Belitung dan Keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka.
Berdasarkan data dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Belitung 31 Agustus 2013, Penduduk
kabupaten Belitung berjumlah 170,732 jiwa dengan komposisi laki2 sebanyak
87.705 (51.35%) dan perempuan sebanyak 83.077 jiwa (48.65%) dengan pemeluk
agama islam sebesar 91.61%, sisanya budha 6.37%, Protestan 1.02%, Katolik 0.55%
dan Hindu 0.45%.
Laskar Pelangi
Mengunjungi Pulau Belitung
mengingatkan akan sebuah Novel Trilogi yang Fenomenal “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata. Rasanya sudah lama sekali
membaca novel fenomenal dan menginspirasi yang menceritakan 10 orang anak kecil
yang bersekolah di Sebuah SD kecil Muhammadiyah yaitu Mahar, Lintang, Harun,
Syahdan, A Kiong, Trapani, borek, Kucai dan seorang wanita bernama sahara.
Anak-anak ini tinggal di sebuah desa yang bernama Desa Gantung yang berada di
Kabupaten Gantung, Belitung Timur.
Nilai positif dari novel ini
berupa perjuangan anak-anak di Belitung dengan perjuangan keras ingin mengubah
nasib melalui sekolah di daerah yang kaya akan timah ini. Berkat ketulusan dan
keikhlasan Bapak Harfan Efendy Noor selaku kepala sekolah dan Bu Muslimah
selaku Ibu Guru menjadikan anak-anak didiknya ini menjadi anak yang percaya
diri, berani berkompetisi dan menjadikan pendidikan merupakan hal yang sangat
penting dalam hidup mereka.
Hasil didikan ketulusan guru
dapat mengantarkan anak didiknya menjadi berhasil. Bahkan dalam kompetisi, Si
Lintang berhasil mengalahkan Drs. Zulfikar, Guru sekolah kaya PN yang berijazah
dan terkenal. Kemudian mahar seorang anak yang memiliki ide dalam sebuah lomba
karnaval hingga memenangkan lomba tersebut.
Hasilnya didikannya terbukti,
dengan Andrea (Ikal) yang dapat kuliah di Universitas Sorbonne, Paris. Syahdan
yang telah berhasil meluncurkan buku karangannya dan Kucai yang telah berhasil
memperoleh gelar S3 nya.
Kisah yang tertuang di dalam
novel diatas, memberikan sebuah pesan bahwa keberhasilan dalam pendidikan itu
ditentukan oleh ketulusan, keikhlasan dan kerja keras sang pendidik dan juga
oleh Kemauan dan kerja keras dari Sang murid sendiri.
Merenungi nilai-nilai yang
tertuang dalam novel tersebut seperti memberikan terapi energi bagi aku untuk
melihat dan merasakan semangat perjuangan 10 anak yang dijuluki laskar pelangi
langsung di Pulau Belitung ini.
Danau Kaolin
Di terik matahari, kami sempatkan
untuk berfoto di Danau Kaolin. Danau ini memberikan view yang indah dengan
warna air yang hijau dan jernih.
Danau ini memiliki warna daratan
yang putih bersih dan air yang berwarna biru. Sebagai informasi, Danau ini
merupakan hasil galian tambang sebuah perusahaan timah yang beroperasi selama
sekian tahun. Kaolin sendiri merupakan
mineral untuk bahan industry seperti kosmetik, kertas, makanan, pasta gigi. Air
di Danau Kaolin pun tidak panas sehingga banyak warga yang bermain air sambil
menikmati segarnya air.
Rumah Adat Belitung
Di Sore harinya di hari yang sama,
kami mengunjungi rumah adat Belitung yang khas dengan budaya melayu. Rumah ini
merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu seperti rumah khas melayu pada
umumnya yang terdiri dari 3 bagian yaitu ruang utama, loss dan dapur.
Di Ruang utama Rumah Adat ini,
terdapat artefak seni, pakaian adat, perangkat tradisional dan replika makanan untuk
upacara perkawinan masyarakat Belitung. Di Loss rumah adat ini, dijual souvenir
Belitung yang dapat dijadikan oleh-oleh buat wisatawan yang berkunjung ke
lokasi ini.
Akhirnya kami pun kembali ke
penginapan untuk istirahat sejenak
sembari menikmati hangatnya kopi yang disediakan pihak Hotel.
Warung Sunset Akaula
Adzan maghrib pun berkumandang di
Bumi Laskar Pelangi ini, Badan pun terasa segar kembali dan kami melanjutkan untuk menikmati santapan
makan malam di Warung Sunset Akaula. Tempat ini cukup luas dengan suasana ala “Bali” dilengkapi juntaian janur dan
kain kotak hitam putih dengan suguhan pemandangan pinggir pantai. Beberapa
titik di tempat ini disediain tempat duduk bean
bag sehingga menjadikan tempat ini cocok untuk dijadikan hangout yang asik untuk didatangi.
Day 2
Replika SD Muhammadiyah Belitung
Lokasi replika SD Muhammadiyah
Gantong ini banyak dikunjungi oleh wisatawan baik local maupun mancanegara.
Walaupun Kondisi bangunannya reyot. Akan tetapi replika SD ini memberikan nilai
semangat yang menginspirasi orang lain dengan pesan – pesan perjuangan dan
kerja keras demi mencapai sebuah impian.
Pada pintu masuk, terdapat gerai
yang menjual cemilan khas Belitung dan souvenir seperti topi, kaos, gelang dan
cincin dengan berbahan batu Satam, ada juga gerai yang menjual batik khas
Belitung dan muholla buat pengunjung muslim yang ingin melaksanakan sholat.
Pada saat kunjungan, kami tiba di
siang hari, kondisi cuaca cukup terik dan menyengat dengan hamparan pasir putih
di sekeliling lokasi sekolah. Di depan Replika terdapat tiang Bendera dan 2 ruang
kelas yang saling berhimpitan dengan papan yang bertulisankan “SD Muhammadiyah GANTONG” yang sudah
kusam. Ruang kelas beralaskan tanah dengan kursi yang meja belajar seadanya dilengkapi dengan foto pahlawan pada dinding
kelas di Replika SD tersebut.
Pada saat masuk ke dalam ruang
kelas terdapat beberapa anak-anak yang sedang menyanyikan lagu “laskar pelangi
yang dipopulerkan oleh Band Nidji. Beberapa pengunjung ada yang beracting
menjadi seorang guru dan mengabadikan momen tersebut dalam foto dan Video.
Di halaman replika SD tersebut,
beberapa anak dengan tubuh yang diberi warna dan tubuh dilengkapi dengan Daun
Simpor seolah beracting dalam novel mengikuti lomba karnaval. Momen ini juga
dijadiin momen bagi para pengunjung. Melihat replika sekolah SD Muhammadiyah
secara langsung menjadi bahan renungan bahwa kunci sukses adalah “Man Jadda Wa Jadda”.
Perjalanan selanjutnya ke Museum
Kata Andrea Hirata yang berada Jalan Raya laskar Pelangi No. 7 Gantong Belitung
Timur.
Museum Kata Andrea Hirata
Sebuah tulisan berwarna merah di
depan museum Kata Andrea Hirata “A
Fiction is the new Power” seolah-olah mengajak kita untuk berimajinasi. Museum
ini merupakan museum sastra pertama yang ada di Indonesia.
Museum ini dibuka mulai pukul
09.00 WIB sampai dengan pukul 17:00 WIB setiap harinya. Pengunjung yang mau
masuk ke dalam museum ini dikenakan biaya sebesar Rp 50.000,- dan mendapatkan
sebuah buku karya Andrea Hirata.
Pintu depan museum ini diberi
warna warni dengan tulisan-tulisan yang inspiratif. Begitu memasuki museum ini,
di setiap tembok ruangan terdapat kata-kata mutiara yang memotivasi dari
penulis-penulis dunia.
Di ruang utama, pengunjung dapat
melihat foto-foto yang merupakan potongan adegan dalam Film Laskar Pelangi dan
tulisan-tulisan yang menggugah semangat dalam sastra. Selain itu terdapat,
majalah dan buku yang dibiarkan berserak di ruang tersebut.
Novel Karya Andrea Hirata dalam
berbagai bahasa Negara lain terpampang di salah satu dinding ruangan museum
kata ini. Bagi para pengunjung yang ingin menikmati cemilan, bisa menuju dapur yang
ada di dalam museum sambil santai sejenak sambil menikmati kopi yang dijual dan
gorengan yang telah disediakan.
Warung ATET
Menikmati hangatnya Kopi di Kedai ATET untuk santai sejenak di Warung
Kopi Atet yang merupakan salah satu Warung kopi legendaris di Pulau Belitung.
Warung kopi ini berlokasi di Jalan Sudirman Manggar Belitung Timur. Kota
Manggar ini dikenal dengan Kota 1001 Warung kopi dimana terdapat banyak warung kopi di Jalan
utamanya.
Selain kopi dan teh, para
pengunjung dapat menikmati cemilan-cemilan lain seperti goregan dan Mie goreng.
Tempat ini dapat dijadikan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi pada saat
berwisata ke Bumi Laskar Pelangi.
Pantai Tanjung Tinggi Belitung
Pantai ini merupakan salah satu
destinasi wisata di Belitung yang wajib dikunjungi dengan air lautnya yang
jernih, berpasir putih dan terdapat batu granit super besar sehingga
menciptakan panorama yang indah. Setelah dijadikan lokasi syuting Film Laskar
Pelangi, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini untuk berenang
dan menyelam untuk melihat pemandangan indah dengan ikan-ikan yang ada di
Pantai Tanjung Tinggi ini.
Pantai ini memiliki banyak spot (titik) bagus yang cocok diabadikan
dalam momen Foto atau Video. Saat lelah, haus dan lapar, Para pengunjung dapat
menikmati kuliner di warung sekitar pantai ini dengan menu hasil laut seperi
ikan dan udang. Tak hanya kuliner, terdapat juga pedagang yang menjual oleh-oleh
di sekitar pantai berupa Batu Satam (Batu yang hanya ditemukan di Pulau
Belitung timur berwarna hitam dan memiliki urat-urat yang khas), gelang dari
kulit penyu dan souvenir lainnya.
Kedai Kopi Kong Djie
Berkunjung ke Pulau Belitung,
Jangan lupa singgah mencicipi kopi khas Belitung ini. Ada Warung Kopi yang
legendaris yaitu Kedai Kopi Kong Djie yang telah berdiri sejak 1943. Pada sisi
jendela Depan Kedai Kopi ini, terdapat deretan ceret tinggi yang menutupi
tungku.
Kedai kopi ini menjadi tempat
berkumpul baik remaja hingga dewasa untuk bersantai menikmati seduhan kopi khas
Belitung ini. Tidak hanya minuman seperti kopi dan teh, akan tetapi terdapat
cemilan lain seperti gorengan, ketan, dll. Menikmati kopi enak ala sederhana dengan
harga yang cukup murah. Kopinya Endeslah pokoknya…
Alhamdulillah selesai sudah
kunjungan 3 Hari di Pulau Belitung ini. Banyak nilai yang didapat dari hasil
kunjungan ini baik baik hilai historical dan sosialnya. Semoga semangat
perjuangan dan kerja keras para Laskar Pelangi ini dapat menular menjadi
motivaksi nyata.