Senin, 22 Juli 2019

Work Trip to Belitung (Bumi Laskar Pelangi)

(09 Juli 2019 sd 11 Juli 2019)


Day 1 (09 Juli 2019)
Waktu menunjukkan pukul 03:00 WIB, Cuaca pagi yang menyejukkan dengan Jadwal keberangkatan menuju Tanjung Pandan-Belitung pada Pukul 06.00 WIB. Kunjungan kali ini dalam rangka penilaian kelayakan kerjasama dengan Pihak Vendor terkait legalitas dan kesiapannya Baik infrastruktur maupun Sumber daya Manusia (SDM) untuk memastikan operasionalnya sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK).


Dengan tidur yang hanya 3 jam, Aku bergegas memesan Go Car dari Kosanku di Kalibata City menuju Bandara Soekarno Hatta. Lapar dan ngantuk menjadi pelengkap perjalananku menuju Bandara. Namun, 45 menit perjalanan tak terasa dilengkapi obrolan asik dengan Bapak Driver yang bercerita banyak mengenai kehidupan keluarga dan karirnya sehingga perjalanan ini menjadi beda dan ada suntikan motivasi pagi buatku.

Obrolan mulai dari anaknya yang sedang mengikuti tahap tes masuk sekolah Dinas Imigrasi, pengalaman keluar negeri dan pengalaman bekerja di sebuah perusahaan trading pasar uang dan pasar modal.

Dari obrolan ini, ada banyak hal menarik yang dapat dijadikan nilai positif, yaitu mengenai pengalaman sang Bapak yang merantau seorang diri dari Palembang ke Jakarta untuk mendapatkan sebuah pekerjaan hingga bisa memiliki asset berupa apartemen, tempat tinggal, kendaraan pribadi dan yang paing penting telah berhasil menyekolahkan anaknya hingga selesai pendidikan Kuliah.

Dengan usia sang Bapak yang sudah diatas 50 tahun masih semangat dalam memanfaatkan waktu, menjadi sebuah renungan tersendiri buatku bahwa saya juga harus bersemangat dalam memanfaatkan waktu sehingga waktu yang dimiliki benar-benar digunakan untuk hal-hal yang positif dan memberikan nilai (value) buatku.

Akhirnya sampai juga di Bandara Soekarno Hatta Pada pukul 03:45 WIB tepatnya terminal 2D. Boarding time yang tercantum di ticket pada Pukul 05:30 WIB sehingga masih ada waktu untuk santai sejenak sambil menunggu datangnya waktu sholat Subuh di Pukul 04:43 WIB. Sembari menunggu dan mengamati para penumpang yang hilir mudik  melihat boarding pass mereka dengan beragam sikap, ada yang tergesa-gesa, ada yang nyantai dan ada juga dengan ekspresi bingung pada saat melihat boarding pass nya.

Tepat memasuki waktu sholat subuh di Musholla Bandara Soetta terminal 2, Aku bergegas mengambil air wudhu. Segarnya air membalur seluruh wajah memberikan kesegaran dan memberikan efek semangat. Ganbatte!!!!.  Tak henti sehabis sholat, kupanjatkan syukur yang tak terhingga kepada sang pemiliki alam semesta ini, Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada ku.

Waktu menunjukkan Pukul 05:30 WIB, sudah saatnya boarding menuju pesawat Sriwijaya yang aku tumpangi. selama penerbangan, mata ini terasa 5 watt dan plek... aku tertidur selama di perjalanan.
1 jam istirahat selama penerbangan rasanya cukup untuk memberikan semangat Worktrip ini..



Tepat Pukul 07.00 WIB, tiba juga di Bandara Handjoeddin tanjung Pandan dan bergegas menuju tempat pengambilan bagasi. Menunggu bagasi kurang lebih selama 10 menit dan mencari sarapan di Warkop Ake dengan menu makanan pilihan Mie Belitung yang merupakan ciri khas .

Mie Belitung
Mie belitung ini disajikan diatas daun Simpor dengan rasa yang khas di lidah. Patut dicoba bagi rekan-rekan yang akan berwisata ke Belitung ini. Mie Belitung ini adalah mie kuning yang disiram kuah uang ditaburi bakwan udang, irisan timun, potongan kerang rebus, emping melinjo dan taoge dengan rasa yang khas dan enak membuat mie ini menjadi salah satu andalan kuliner Bumi Belitung.

Menikmati Mie Belitung ini di Warung Kopi Ake yang merupakan tempat ngopi paling tua di Belitung. Menurut beberapa sumber, Warung Kopi Ake sudah ada sejak tahun 1922 yang berlokasi di ruko dekat dengan monumen Batu Satam. Suasana di Warung kopi ini cukup bersih dan rapi dengan lokasi di pusat kota Tanjung Pandan. Warungnya Cuma satu ruko dengan tempat duduknya sampe ke luar gitu.





Setelah selesai Sarapan, kami pun meluncur menuju Penginapan yang telah dipesan yaitu di Hotel BWInn. Pada saat tiba di penginapan, ternyata waktu check in nya pukul 12.00 WIB dan masih harus menunggu kurang lebih selama 4 Jam.

Karena tidak mau menyia-nyiakan waktu kunjungan.. Kami pun segera meluncur ke KANTOR CABANG dan Kantor layanan yang sudah ditentukan. Penilaian kelayakan mulai dari proses penggalian informasi, pengecekan kelayanan,legalitasnya dan kesiapan Pihak Vendor pun kami lakukan selama kurang lebih 6 Jam.

Rumah Makan Berage
Setelah penilaian tadi, Kami menuju Rumah Makan Berage Rumah Makan Otentik Belitong yang berlokasi di Jalan Raya Sijuk No 31 Air Merbau untuk melanjutkan santapan kuliner siang ini dengan menu makanan pindang dan seafood lainnya. Salah satu yang dapat dicicipi adalah Gangan yaitu Sup 
ikan yang berisi perpaduan antara kunyit, asam nanas dan pedasnya kuah kuning.

Setelah selesai menikmati santapan ini, Kami segera check in ke Hotel BW Inn Belitung. Lokasinya yang strategis dapat menjadi pertimbangan sebagai tempat penginapan bagi wisawatan yang akan berkunjung ke Pulau Belitung ini.

Sekilas Info mengenai Belitung
Sebagai informasi Pulau Belitung atau Belitong berada dibawah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan merupakan provinsi ke 31 di Indonesia. Pulau Belitung ini dibagi menjadi 2 Kabupaten yaitu kabupaten Belitung yang beribukota di Tanjung Pandan dan Belitung Timur beribukota di Manggar. Pulau ini terkenal dengan lada putih dan bahan galian tambang timah putih, pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin) dan granit.

Penduduknya sebagian besar tinggal di kawasan pesisir pantai dengan hasil ikan laut dan olahannya. Suku di Pulau belitung adalah Suku Melayu dengan tutur dialek Belitung dan Keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka.

Berdasarkan data dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Belitung 31 Agustus 2013, Penduduk kabupaten Belitung berjumlah 170,732 jiwa dengan komposisi laki2 sebanyak 87.705 (51.35%) dan perempuan sebanyak 83.077 jiwa (48.65%) dengan pemeluk agama islam sebesar 91.61%, sisanya budha 6.37%, Protestan 1.02%, Katolik 0.55% dan Hindu 0.45%.

Laskar Pelangi
Mengunjungi Pulau Belitung mengingatkan akan sebuah Novel Trilogi yang Fenomenal “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata. Rasanya sudah lama sekali membaca novel fenomenal dan menginspirasi yang menceritakan 10 orang anak kecil yang bersekolah di Sebuah SD kecil Muhammadiyah yaitu Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, borek, Kucai dan seorang wanita bernama sahara. Anak-anak ini tinggal di sebuah desa yang bernama Desa Gantung yang berada di Kabupaten Gantung, Belitung Timur.

Nilai positif dari novel ini berupa perjuangan anak-anak di Belitung dengan perjuangan keras ingin mengubah nasib melalui sekolah di daerah yang kaya akan timah ini. Berkat ketulusan dan keikhlasan Bapak Harfan Efendy Noor selaku kepala sekolah dan Bu Muslimah selaku Ibu Guru menjadikan anak-anak didiknya ini menjadi anak yang percaya diri, berani berkompetisi dan menjadikan pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup mereka.

Hasil didikan ketulusan guru dapat mengantarkan anak didiknya menjadi berhasil. Bahkan dalam kompetisi, Si Lintang berhasil mengalahkan Drs. Zulfikar, Guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal. Kemudian mahar seorang anak yang memiliki ide dalam sebuah lomba karnaval hingga memenangkan lomba tersebut.

Hasilnya didikannya terbukti, dengan Andrea (Ikal) yang dapat kuliah di Universitas Sorbonne, Paris. Syahdan yang telah berhasil meluncurkan buku karangannya dan Kucai yang telah berhasil memperoleh gelar S3 nya.

Kisah yang tertuang di dalam novel diatas, memberikan sebuah pesan bahwa keberhasilan dalam pendidikan itu ditentukan oleh ketulusan, keikhlasan dan kerja keras sang pendidik dan juga oleh Kemauan dan kerja keras dari Sang murid sendiri.

Merenungi nilai-nilai yang tertuang dalam novel tersebut seperti memberikan terapi energi bagi aku untuk melihat dan merasakan semangat perjuangan 10 anak yang dijuluki laskar pelangi langsung di Pulau Belitung ini.

Danau Kaolin
Di terik matahari, kami sempatkan untuk berfoto di Danau Kaolin. Danau ini memberikan view yang indah dengan warna air yang hijau dan jernih.

Danau ini memiliki warna daratan yang putih bersih dan air yang berwarna biru. Sebagai informasi, Danau ini merupakan hasil galian tambang sebuah perusahaan timah yang beroperasi selama sekian tahun.  Kaolin sendiri merupakan mineral untuk bahan industry seperti kosmetik, kertas, makanan, pasta gigi. Air di Danau Kaolin pun tidak panas sehingga banyak warga yang bermain air sambil menikmati segarnya air.

Rumah Adat Belitung
Di Sore harinya di hari yang sama, kami mengunjungi rumah adat Belitung yang khas dengan budaya melayu. Rumah ini merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu seperti rumah khas melayu pada umumnya yang terdiri dari 3 bagian yaitu ruang utama, loss dan dapur. 

 Di Ruang utama Rumah Adat ini, terdapat artefak seni, pakaian adat, perangkat tradisional dan replika makanan untuk upacara perkawinan masyarakat Belitung. Di Loss rumah adat ini, dijual souvenir Belitung yang dapat dijadikan oleh-oleh buat wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini.
Akhirnya kami pun kembali ke penginapan untuk istirahat  sejenak sembari menikmati hangatnya kopi yang disediakan pihak Hotel.

Warung Sunset Akaula
Adzan maghrib pun berkumandang di Bumi Laskar Pelangi ini, Badan pun terasa segar kembali  dan kami melanjutkan untuk menikmati santapan makan malam di Warung Sunset Akaula. Tempat ini cukup luas dengan suasana ala “Bali” dilengkapi juntaian janur dan kain kotak hitam putih dengan suguhan pemandangan pinggir pantai. Beberapa titik di tempat ini disediain tempat duduk bean bag sehingga menjadikan tempat ini cocok untuk dijadikan hangout yang asik untuk didatangi.


Day 2
Replika SD Muhammadiyah Belitung
Lokasi replika SD Muhammadiyah Gantong ini banyak dikunjungi oleh wisatawan baik local maupun mancanegara. Walaupun Kondisi bangunannya reyot. Akan tetapi replika SD ini memberikan nilai semangat yang menginspirasi orang lain dengan pesan – pesan perjuangan dan kerja keras demi mencapai sebuah impian.



Pada pintu masuk, terdapat gerai yang menjual cemilan khas Belitung dan souvenir seperti topi, kaos, gelang dan cincin dengan berbahan batu Satam, ada juga gerai yang menjual batik khas Belitung dan muholla buat pengunjung muslim yang ingin melaksanakan sholat.

Pada saat kunjungan, kami tiba di siang hari, kondisi cuaca cukup terik dan menyengat dengan hamparan pasir putih di sekeliling lokasi sekolah. Di depan Replika terdapat tiang Bendera dan 2 ruang kelas yang saling berhimpitan dengan papan yang bertulisankan “SD Muhammadiyah GANTONG” yang sudah kusam. Ruang kelas beralaskan tanah dengan kursi yang meja belajar seadanya  dilengkapi dengan foto pahlawan pada dinding kelas di Replika SD tersebut.

Pada saat masuk ke dalam ruang kelas terdapat beberapa anak-anak yang sedang menyanyikan lagu “laskar pelangi yang dipopulerkan oleh Band Nidji. Beberapa pengunjung ada yang beracting menjadi seorang guru dan mengabadikan momen tersebut dalam foto dan Video.

Di halaman replika SD tersebut, beberapa anak dengan tubuh yang diberi warna dan tubuh dilengkapi dengan Daun Simpor seolah beracting dalam novel mengikuti lomba karnaval. Momen ini juga dijadiin momen bagi para pengunjung. Melihat replika sekolah SD Muhammadiyah secara langsung menjadi bahan renungan bahwa kunci sukses adalah “Man Jadda Wa Jadda”.

Perjalanan selanjutnya ke Museum Kata Andrea Hirata yang berada Jalan Raya laskar Pelangi No. 7 Gantong Belitung Timur.

Museum Kata Andrea Hirata
Sebuah tulisan berwarna merah di depan museum Kata Andrea Hirata “A Fiction is the new Power” seolah-olah mengajak kita untuk berimajinasi. Museum ini merupakan museum sastra pertama yang ada di Indonesia.







Museum ini dibuka mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 17:00 WIB setiap harinya. Pengunjung yang mau masuk ke dalam museum ini dikenakan biaya sebesar Rp 50.000,- dan mendapatkan sebuah buku karya Andrea Hirata.


Pintu depan museum ini diberi warna warni dengan tulisan-tulisan yang inspiratif. Begitu memasuki museum ini, di setiap tembok ruangan terdapat kata-kata mutiara yang memotivasi dari penulis-penulis dunia.

Di ruang utama, pengunjung dapat melihat foto-foto yang merupakan potongan adegan dalam Film Laskar Pelangi dan tulisan-tulisan yang menggugah semangat dalam sastra. Selain itu terdapat, majalah dan buku yang dibiarkan berserak di ruang tersebut.


Novel Karya Andrea Hirata dalam berbagai bahasa Negara lain terpampang di salah satu dinding ruangan museum kata ini. Bagi para pengunjung yang ingin menikmati cemilan, bisa menuju dapur yang ada di dalam museum sambil santai sejenak sambil menikmati kopi yang dijual dan gorengan yang telah disediakan.

Warung ATET
Menikmati hangatnya Kopi  di Kedai ATET untuk santai sejenak di Warung Kopi Atet yang merupakan salah satu Warung kopi legendaris di Pulau Belitung. Warung kopi ini berlokasi di Jalan Sudirman Manggar Belitung Timur. Kota Manggar ini dikenal dengan Kota 1001 Warung kopi  dimana terdapat banyak warung kopi di Jalan utamanya.

Selain kopi dan teh, para pengunjung dapat menikmati cemilan-cemilan lain seperti goregan dan Mie goreng. Tempat ini dapat dijadikan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi pada saat berwisata ke Bumi Laskar Pelangi.

Pantai Tanjung Tinggi Belitung
Pantai ini merupakan salah satu destinasi wisata di Belitung yang wajib dikunjungi dengan air lautnya yang jernih, berpasir putih dan terdapat batu granit super besar sehingga menciptakan panorama yang indah. Setelah dijadikan lokasi syuting Film Laskar Pelangi, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini untuk berenang dan menyelam untuk melihat pemandangan indah dengan ikan-ikan yang ada di Pantai Tanjung Tinggi ini.


Pantai ini memiliki banyak spot (titik) bagus yang cocok diabadikan dalam momen Foto atau Video. Saat lelah, haus dan lapar, Para pengunjung dapat menikmati kuliner di warung sekitar pantai ini dengan menu hasil laut seperi ikan dan udang. Tak hanya kuliner, terdapat juga pedagang yang menjual oleh-oleh di sekitar pantai berupa Batu Satam (Batu yang hanya ditemukan di Pulau Belitung timur berwarna hitam dan memiliki urat-urat yang khas), gelang dari kulit penyu dan souvenir lainnya.



Kedai Kopi Kong Djie
Berkunjung ke Pulau Belitung, Jangan lupa singgah mencicipi kopi khas Belitung ini. Ada Warung Kopi yang legendaris yaitu Kedai Kopi Kong Djie yang telah berdiri sejak 1943. Pada sisi jendela Depan Kedai Kopi ini, terdapat deretan ceret tinggi yang menutupi tungku.

Kedai kopi ini menjadi tempat berkumpul baik remaja hingga dewasa untuk bersantai menikmati seduhan kopi khas Belitung ini. Tidak hanya minuman seperti kopi dan teh, akan tetapi terdapat cemilan lain seperti gorengan, ketan, dll. Menikmati kopi enak ala sederhana dengan harga yang cukup murah. Kopinya Endeslah pokoknya…

Alhamdulillah selesai sudah kunjungan 3 Hari di Pulau Belitung ini. Banyak nilai yang didapat dari hasil kunjungan ini baik baik hilai historical dan sosialnya. Semoga semangat perjuangan dan kerja keras para Laskar Pelangi ini dapat menular menjadi motivaksi nyata. 

Baca Selengkapnya >>>